medanToday.com,LUBUKPAKAM – Kedatangan Sihar Sitorus yang merupakan Bakal Calon (Balon) Gubernur Sumut hebohkan pedagang di Pasar Tradisional Deli Mas di Lubukpakam, Deliserdang, kemarin. Lelaki yang mendampingi Djarot Saiful Hidayat untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) 2018 tersebut disapa dengan antusias para pedagang.

Tidak hanya itu, pengusaha sukses ini pun menjadi objek rebutan foto bersama pedagang yang melihat kedatangannya.

Sihar menyapa satu per satu warga, mulai dari pedagang hingga konsumen. Tidak hanya menyapa lewat kata. Canda dan rangkulan pun mewarnai pertemuan itu. Tidak ada batas antara Sihar, pengunjung dan pedagang di pasar.

Di sela sela kunjungannya, para pedagang diajak berbincang-bincang. Para pedagang menyampaikan sejumlah harapan dan keinginan tentang pembangun Sumut ke depan.

“Kita berharap Pak Sihar nanti benahi pasar. Karena kondisi pasar kita itu sangat memprihatinkan,” ujar seorang pedagang sayur di kawasan Pasar Deli Mas tersebut.

Dalam pertemuan itu, pedagang dan pengunjung pasar memaparkan bahwa banyak kekurangan di pasar tradisional ini dan berharap ada pembenahan yang serius, sehingga ke depannya keadaan pasar tradisional ini bisa lebih baik.

“Kita percaya Pak Sihar akan membenahi pasar ini setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur Sumut nantinya. Karena itu kita paparkan semua yang kita butuhkan,” kata pedagang lainnya sambil tersenyum.

Sementara itu, Sihar Sitorus mengatakan bahwa kunjungannya ke Pakam merupakan kunjungan spontan. Namun, khusus untuk pedagang dan pasar tradisional sudah merupakan keharusan baginya untuk didatangi, apabila berkunjung ke setiap kota.

“Karena pasar tradisional bukan hanya sebagai tempat transaksi jual beli. Tetapi juga tempat membangun kehidupan sosial. Sehingga harus layak dan baik untuk digunakan masyarakat,” katanya.

Sihar mengatakan secara filosofis, pasar tradisional itu merupakan ruang publik yang sangat dibutuhkan warga masyarakat. Di pasar tradisional masyarakat bisa saling menyapa dan bertukar pikiran. Serta pasar tradisional juga menjadi tempat untuk membangun silaturahmi yang baik. “Tetapi kalau pasar tradisionalnya tidak layak dan tidak memadai, maka filosofi itu tidak akan teraplikasikan,” katanya.

Sihar mengibaratkan pada komputer di era digital saat ini. Jika pasar tradisional adalah hardware, maka software-nya adalah filosofi tersebut. Sehingga ketika filosofi itu berjalan maka sudah diaplikasikan.

“Tetapi tidak mungkin software yang besar dapat dioperasikan oleh hardware yang tidak memadai. Demikian juga pasar tradisional, tidak mungkin difungsikan menjadi ruang publik yang baik jika fasilitasnya tidak mendukung,” jelasnya.(mtd/min)

===================