Jenazah Chairul Ridho di rumah duka, Jalan Kenangan Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (14/1/2018).(Tribun Medan)

medanToday.com, MEDAN – Munculnya banyak pertanyaan terkait kejanggalan kematian Chairul Ridho, yang ditembak mati setelah diduga membawa kabur uang Rp 6 miliar, milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jalan Putri Hijau Medan, ditanggapi oleh Anggota DPRD Medan, Ilhamsyah.

Menurutnya, polisi harus menggelar semacam rekonstruksi atau simulasi untuk menghindari fitnah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyeruak usai kematian Ridho.

“Maka dari itu, polisi harus membuat semacam simulasi. Agar, tak ada fitnah yang muncul atas kinerja dari kepolisian,”ujarnya Selasa (16/1/2018).

Dijelaskannya, polemik di media massa yang disampaikan polisi dan keluarga, serta orang terdekat Ridho, banyak melahirkan pertanyaan besar.

Hal ini, tentang keterlibatan almarhum Ridho, hingga akhirnya tewas ditembak mati aparat kepolisian.

Menurut polisi, lanjut Ilhamsyah, Ridho melawan petugas ketika akan menunjukan rumah teman almarhum Ridho, yang kata polisi bahwa almarhum Ridho tidak mengetahui alamat pasti Andi.

“Tetapi, Almarhum Ridho dibawa ke kampung Agas Kecamatan Percut Sei Tuan. Jadi wajar, timbul rasa aneh dari keluarga, ataupun orang yang membaca atau mengikuti pemberitaan tersebut. Kok alamat tidak tahu, tapi kok bisa sampai ke kampung Agas Percut Sei Tuan? Ini yang harus dijelaskan dengan simulasi,” terangnya.

Ilhamsyah menuturkan, negara Indonesia merupakan negara hukum yang harus dikedepankan. Aparat kepolisian juga harus mengedepankan prosedur dalam penangkapan.

“Prosedur penangkapan polisi punya SOP termasuk dalam bertindak, jadi ke depan kita ingin masalah ini terang benderang. Sehingga, rasa keadilan dapat ditunjukan kepada pihak pihak yang berkeberatan termasuk keluarga Almarhum Ridho,”terangnya.

Ia pun berkeyakinan polisi bekerja sesuai SOP. Namun alangkah baiknya, sambung Ilhamsyah, agar Polisi dapat memaparkan detail dengan simulasi, bagaimana Ridho tertangkap, dibawa ke suatu tempat dan tertembak. Hal ini tentunya untuk menghindari timbulnya fitnah terhadap kinerja polisi.

“Ya harus jelas, bagaimana Almarhum Ridho tertangkap sampai dibawa ke satu tempat dan tertembak karena dikatakan melawan polisi. Hendaknya polisi membuat simulasi kepada keluarga korban agar terhindar dari fitnah,”ucapnya.

Ditambahkan Ilhamsyah, ia yakin polisi bekerja secara profesional sesuai tugasnya. Namun, ia minta hal ini dapat dituntaskan sesuai hukum, dengan mengedepankan azas keadilan.

“Agar masyarakat khususnya keluarga Almarhum Ridho mengerti dan paham apa yang sebenarnya terjadi,”pungkasnya.(mtd/min)

=======================================