medanToday.com – Arab Saudi menjalin kesepakatan memperkuat basis persenjataannya dengan menggandeng Rusia. Kali ini, Arab Saudi membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia senilai US$ 2,1 miliar.

Selain itu, Saudi juga menerima persenjataan canggih lainnya. Seperti diberitakan Reuters, Kamis (5/10) mengutip laporan televisi Al-Arabiya, Arab Saudi juga membeli sistem peluru kendali anti tank multiguna Kornet EM, TOS-1A, AGS-30, serta Kalashnikov AK-103.

Kesepakatan tersebut terjadi, saat kunjungan kenegaraan Raja Salman ke Moskow, Rusia. Tidak hanya itu, Rusia dan Arab Saudi juga menandatangani nota kesepahaman untuk membantu Arab Saudi mengembangkan industri militernya sendiri.

Pembelian S-400 menjadi langkah Arab Saudi memiliki platform pertahanan rudal paling maju di dunia. S-400 merupakan rudal anti pesawat, rudal anti balistik, dan sistem rudal anti peluncur yang telah dioperasikan angkatan darat Rusia sejak tahun 2007.

Pada setiap sistem S-400 menggunakan empat rudal. Mereka adalah rudal jarak jauh dengan jangkauan 400 km, dan jarak menengah yakni 250 km, 120 km, dan 40 km.

Sejauh ini, selain Rusia, sudah ada beberapa negara lain yang menggunakannya, seperti Belarusia dan China. Adapun Turki dan India sedang menunggu pengiriman rudal canggih ini.

Riad Kawhaji, Chief Executive Institute of Near East and Gulf Military Analisis di Dubai mengatakan, basis pertahanan Arab Saudi sejatinya diisi oleh persenjataan Amerika-Eropa, seperti rudal patriot raytheon. Kehadiran persenjataan Rusia, lanjut Riad Kawhaji, akan meningkatkan sistem pertahanan yang sudah ada saat ini.

Dorong ekonomi Rusia

Kunjungan Raja Salman tersebut juga memiliki makna penting bagi Rusia. Arab Saudi menyetujui kesepakatan investasi senilai miliaran dollar AS dengan Rusia. Hal ini tentu menjadi sangat bermakna, kala ekonomi Rusia tengah dihantam penurunan harga minyak dunia, serta sanksi dari negara-negara barat.

Dalam kata sambutannya di Moskow, Raja Salman mengatakan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan kedua negara, dan menjaga perdamaian dan keamanan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Kami menekankan bahwa keamanan dan stabilitas kawasan Teluk dan Timur Tengah merupakan kebutuhan mendesak,” ucap Raja Salman, seperti ditulis Aljazeera, Jumat (6/10). Dia menegaskan agar pihak Iran tidak mencampuri urusan politik dalam negeri negara lain.

Asal tahu saja, Arab Saudi merupakan pihak yang bertikai di Suriah dan Yaman. Rusia, seperti Iran, juga merupakan mitra kunci pemerintah Bashar Al-Assad.

Peta dukungan konflik di Suriah sempat membuat hubungan kedua negara renggang. Namun kembali membaik, pasca kunjungan putra mahkota Arab Saudi ke Rusia.

(mtd/min)