medanToday.com, BENER MERIAH – Otoritas penerbangan dari 4 provinsi, berkumpul di Bandara Rembele, Bener Meriah, Aceh, untuk mengikuti Bimbingan Teknis Wildlife dan Bird Strike yang digelar Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kantor Otoritas Banda Udara Wilayah II Kementerian Perhubungan RI.

Dalam pertemuan yang digelar dua hari tersebut, dibahas soal serangan berbagai jenis hewan maupun serangan burung yang pernah maupun berpeluang terjadi di area bandara.

“Sebetulnya acara ini adalah rangkaian FGD tahun ini di Sibolangit, kita ingin ada semacam forum tingkat nasional yang hanya membahas hal-hal berkaitan dengan wildlife hazard dan bird strike. Kalau berbicara bird strike, maka kita memerlukan kesabaran,” kata Nur Isnin Istianto, Kepala Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II, saat membuka acara tersebut di Bandara Rembele, Rabu (25/10/2017).

Menurut Nur Isnin, seharusnya pertemuan ini menghadirkan para ahli dari akademisi atau peneliti mengenai wildlife maupun bird strike. Karena belajar dari pengalaman, dunia penerbangan baru-baru ini dihebohkan dengan peristiwa serangan lebah dan juga serangan lalat.

“Kemarin itu ada pesawat di Kualanamu yang diserbu kawanan lebah, bukan satu dua ekor, tetapi banyak. Satu dua jam setelah itu hilang, dicari kenapa tidak ditemukan kenapa. Sebelumnya ada serangan kawanan lalat, pesawat yang landing tiba-tiba ada bercak darah dari lalat itu. Kita bukan menunggu lagi, tetapi penasaran, kenapa,” terang dia.

Bimbingan teknis ini diikuti oleh ratusan peserta yang merupakan para pengelola bandara yang terdiri dari UPBU, BUBL, LPBL, UPTD dari 4 Provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulaiuan Riau. Turut hadir pihak angkasa pura, Airlines Maskapai Penerbangan, Airnav Indonesia, maupun Airport ground handling.

(mtd/min)