Ilustrasi properti(www.shutterstock.com)
Ilustrasi properti(www.shutterstock.com)

medanToday.com, JAKARTA – Melemahnya perekonomian global berdampak terhadap seluruh sektor. Tak terkecuali sektor properti.

Kendati demikian, investasi di sektor tersebut justru dinilai paling tepat saat kondisi perekonomian lesu. Sebab, imbal balik dari investasi baru dapat dirasakan setelah kondisi perekonomian membaik.

“Properti itu memang untuk investasi jangka panjang. Jadi, kalau bicara ekonomi lesu, itu adalah sebuah kenyataan di negara mana pun, di industri apa pun. Itu tidak bisa dihindari,” kata CEO Harcourt Nandar Gunawan saat berbincang dengan awak media di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Nandar optimistis, kondisi perekonomian Indonesia tahun 2018 akan jauh lebih baik dari pada 2017. Terlebih, saat ini pemerintah tengah menggenjot pembangunan infrastruktur.

“Hanya saya rasa, untuk properti itu bukan seperti mobil ya, yang kalau kita starter, kita gas langsung jalan. Ekonomi butuh waktu,” kata dia.

Selain itu, ia mengingatkan, kondisi perekonomian Tanah Air juga sangat mudah dipengaruhi oleh aspek psikologis masyarakat.

“Misalnya, ada Pilkada 2018, 2019 juga ada pemilu presiden. Jadi saya rasa sering kali (masyarakat) masih mengerem. Tapi saya yakin 2018 akan lebih baik,” kata dia.

(mtd/min)