Sejumlah peserta dilepas dari Parmonangan saat mengikuti kompetisi sepeda gunung "Toba Volcano Enduro Race" di Samosir, Sabtu (10/12). Dedi Sinuhaji for medanToday.com

medanToday.com – Semakin ke sini, budaya bersepeda tampaknya kian digemari orang-orang di perkotaan. Hingga tak sedikit para pekerja kantoran yang berangkat ke kantor menggunakan alat transportasi manual ini.

Selain alasannya untuk mengurangi dan terhindar dari kemacetan, tentu alasan untuk menyehatkan badan.

Namun, tak sedikit pria yang khawatir hobinya mengayuh pedal ini berpengaruh pada organ reproduksinya.

Menurut sebuah studi, bersepeda beberapa kali dalam seminggu, masih aman dari risiko disfungsi ereksi. Tapi risikonya akan meningkat jika bersepeda dilakukan setiap hari. Masalahnya ada pada sadel sepeda yang keras.

Semakin lama duduk di sadel yang padat, sempit, dan keras dapat menyebabkan kerusakan pada saraf pudendal di sekitar panggul yang meliputi usus bawah, anus, perineum dan alat kelamin bagian bawah.

Efek nyata dari besepeda terlalu lama adalah rasa sakit kronis, mati rasa, dan berujung pada disfungsi seksual.

“Tekanan sadel sepeda dapat mengkompresi saraf pudendal, yang terburuk cidera saraf,” kata Azad John Salimi, dokter keluarga di Portland, Oregon.

Risiko itu ternyata tidak ditemui pengendara motor atau menunggang kuda karena joknya lebih lembut dan lebar.

Salah satu cara mencegah kerusakan adalah dengan berinvestasi menambahkan bantalan khusus pada jok sepeda yang dapat melindungi selangkangan dari kerusakan saraf. Sadel yang memiliki belahan di bagian testis ini membantu mengurangi tekanan.(mtd/min)

========================================================