Pengendara melintas di atas garis batas kawasan aman gelombang tsunami, di jalan Raya Ampang, Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/1). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang pada tahun 2017 membuat garis batas zona aman tsunami pada 32 ruas jalan di kota itu yang berada pada kawasan pesisir pantai, untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa jika berada melewati garis biru sudah aman dan bisa membiarkan warga lain di zona merah untuk melakukan evakuasi agar tidak terjadi kemacetan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pd/17
Pengendara melintas di atas garis batas kawasan aman gelombang tsunami, di jalan Raya Ampang, Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/1). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang pada tahun 2017 membuat garis batas zona aman tsunami pada 32 ruas jalan di kota itu yang berada pada kawasan pesisir pantai, untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa jika berada melewati garis biru sudah aman dan bisa membiarkan warga lain di zona merah untuk melakukan evakuasi agar tidak terjadi kemacetan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pd/17

medanToday.com, MEULABOH – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengintruksikan kepada masyarakatnya untuk menaikkan Bendera Merah Putih setengah tiang, mengenang bencana gempa tsunami.

“Penaikan bendera setengah tiang berlangsung tiga hari, terhitung sejak 25 hingga 27 Desember 2017 dalam rangka mengenang tragedi tsunami menerpa Aceh pada 26 Desember 2004,” kata Sekda Aceh Barat, Bukhari di Meulaboh, Senin (25/12/2017).

Dalam surat edaran peringatan 13 tahun Tsunami, Sekda Aceh Barat, memintakan, seluruh masyarakat menaikkan bendera setengah tiang, baik di instansi pemerintah, rumah-rumah penduduk maupun semua pertokoan

“Kami juga meminta masyarakat daerah ini untuk dapat mengisi acara yang bernuansa Islami seperti Tafakkur, Tasyakur dan Tausiah di masjid-masjid, meunasah, surau, dayah, pesantren serta tempat ibadah lainnya,” kata Sekda.

Kasubag Hubungan Media Massa Sekdakab Aceh Barat, Adi Wijaya, menambahkan pihaknya akan menggelar zikir akbar memperingati 13 tahun gempa dan tsunami yang dipusatkan di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.

Kegiatan berlangsung pada Selasa (26/12), tanggal bersejarah bagi rakyat Indonesia itu menjadi momen penting dan agenda rutin setiap tahun mengadakan kegiatan keagamaan dalam rangka mengenang “tragedi Indonesia menangis” 2004.

“Tahun ini tidak diadakan acara di kuburan massal korban tsunami, hanya di masjid agung zikir bersama, tausiah dan penyantuhan anak yatim. Tetapi pemda tidak melarang warga yang ingin ziarah atau kenduri rakyat di dekat lokasi kuburan massal,” katanya.

Pada tahun ini kegiatan serupa dipusatkan di wilayah Desa Beuregang, Kecamatan Kaway XVI, namun karena ada beberapa kendala, acara zikir dan doa bersama di dekat area kuburan massal tidak dilakukan oleh pemda setempat.

“Walaupun tidak ada kegiatan seperti itu, tapi kuburan massal di dua lokasi sudah dibersihkan dan terus dirawat sebagai bukti sejarah. Hari puncak Selasa pagi akan ada tausiah oleh ketua MPU Aceh Barat di Masjid Agung,” katanya.

(mtd/min)