Demo 212. (Tempo.co)

medanToday.com, JAKARTA – Mencium adanya gelagat menjegal satu partai tertentu, Alumni 212 diingatkan untuk jangan mempolitisasi umat.

Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak tak sepakat dengan sikap politik Alumni 212.

Dahnil mengatakan, sikap Alumni 212 itu tak sesuai dengan jiwa umat Islam. Bahkan, dia menilai, mereka saat ini terlihat dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.

“Catatan saya adalah jangan mempolitisasi keikhlasan umat. 212 itu sebenarnya simbol dari keikhlasan umat loh. Warga Muhammadiyah itu banyak loh datang ke Jakarta, mereka gak ada kaitannya apakah politik, Anies harus menang pada saat itu, itu gak ada itu,” katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/1).

“Mereka datang sakit hati karena ada penistaan terhadap agama itu saja. Nah ketika itu dibelokkan dan menjadi kepentingan politik sekarang melalui alumni alumni itu, itu masalah,” tambah Dahnil.

Dia menerangkan, politisasi keikhlasan umat itulah yang justru menimbulkan perpecahan. Dahnil menyarankan para alumni 212 berhenti membelokkan keikhlasan umat Islam di bawah bendera 212.

“Nah itu justru yang membuat umat terpecah. Jadi saran saya setop politisasi keikhlasan umat itu melalui pelembagaan 212 lah segala macam, itu yang kami gak sepakat,” ujar Dahnil.

Lebih lanjut, sikap Dahnil dan pemuda Muhammadiyah konsisten menjaga keikhlasan umat dan tak memanfaatkan keadaan untuk kepentingan politik tertentu.

“Yang jelas Muhammadiyah sejak awal kan misalnya dari ada reuni 212, kami tinggal sampaikan pemuda Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah kan gak perlu datang. Nah itu simbol saja imbauannya setop melakukan keikhlasan umat untuk kepentingan politik, itu jadi masalah,” tutupnya. (mtd/min)

==================