Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)

medanToday.com, JAKARTA – Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, yang mengatakan pejalan kaki membuat macet di kawasan Tanah Abang, mendapat tanggapan dari Koalisi Pejalan Kaki.

Alfred Sitorus selaku Ketua Koalisi Pejalan Kaki sepakat dengan pernyataan tersebut. Namun ia mempertanyakan fungsi trotoar di Tanah Abang.

“Yang mau kami perjelas dan tanyakan sebenarnya trotoar di Tanah Abang itu menurut Gubernur yang sekarang fungsinya untuk apa? Ini penting agar tidak salah perspektif,” ucap Alfred saat dihubungi Kompas.com, selasa (7/11/2017).

“Pertanyaan tersebut penting ditanyakan, karena takut ada yang khilaf atau lupa mengenai fungsi dari trotoar,” ujar Alfred.

Selain itu, Alfred mengatakan, tidak perlu bantuan drone untuk melihat kemacetan di Tanah Abang. Seseorang dapat datang langsung ke Tanah Abang untuk melihat kemacetan yang terjadi di sana.

“Kalau disebutkan seperti itu (pejalan kaki bikin macet), anak TK sekalipun kalau diajak datang dan ditanya yang bikin macet siapa sudah bisa menilai karena pejalan kaki. Tapi masalah kenapa pejalan kaki sampai turun ke jalan mereka kan tidak tahu bahwa akibatnya karena trotoar dipakai untuk dagang,” ucap Alfred.

Alferd mengimbau Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tidak menyimpulkan sesuatu hanya dari laporan foto.

“Jangan hanya berdasarkan foto saja lalu dibuat statement,” ucap Alfred.

(mtd/min)