medanToday.com, JAKARTA – Wilayah Indonesia rawan dilanda bencana alam karena kondisi seismotektonik yang menyebabkan rawan gempa, tsunami dan gunung meletus.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ada tiga lempeng yang bergerak sangat aktif yakni Hindia-Australia, Eruasia, serta Pasifik.

Kecepatan pergerakan lempeng di barat Sumatera antara 5-6 cm per tahun. Sedangkan yang berada di selatan Jawa, Nusa Tenggara hingga Halmahera kecepatannya 7 cm per tahun.

Adapun di wilayah utara Papua, Maluku hingga Sulawesi, kecepatan pergerakan lempeng mencapai 12 cm per tahun. Tak heran, Indonesia kerap dilanda gempa dan tsunami.

“Dalam sejarah kejadian tsunami di Indonesia antara 1629 sampai 2016 terdapat 173 kejadian tsunami besar dan kecil,” kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Gempa bumi dan tsunami ini pasti berulang dengan periode tertentu. Sutopo mengungkapkan, semakin besar gempa dan tsunami yang terjadi, maka periode ulangnya memerlukan waktu yang lama.

“Indonesia bagian timur adalah daerah yang rawan terhadap gempa dan tsunami,” imbuhnya.

Sayangnya, kata Sutopo, penelitian tentang kegempaan di bagian timur Indonesia masih sangat terbatas. Misalnya, infrastruktur untuk mengantisipasi seperti sirine tsunami dan seismograf tidak mencukupi.

“Itulah salah satu yang menyebabkan ketika terjadi gempa, ada korban dan kerusakan,” katanya.

Berikut adalah daerah-daerah yang pernah dilanda tsunami besar dan kecil di Indonesia:

Banda (1674)
Bengkulu (1833)
Sangihe (1856)
Sumatera Barat (1861)
Krakatau (1883)
Mindanao (1897)
Mindanao (1918)
Sumbawa (1920)
Panay (1948)
Seram (1965)
Sulawesi Tengah (1968)
Sulawesi Selatan (1969)
Sumba (1977)
Lomblen (1979)
Flores (1992)
Mindoro (1994)
Banyuwangi (1994)
Biak (1996)
Sulawesi Tengah (1996)
Taliabu (1998)
Aceh (2004)
Pangandaran (2006)

(mtd/min)