Ilustrasi (Sumber: Liputan6.com)

medanToday.com, MEDAN – Bangunan megah, halaman luas, fasilitas lengkap, serta pepohonan yang begitu menyejukkan mata. Itulah pemandangan yang terlihat di Universitas Sumatera Utara (USU).

Sekilas terlihat penduduk yang kita sebut mahasiswa itu terlihat damai di dalamnya. Namun, seolah semua hanyalah ilusi.

Kesejukannya sirna ketika darah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk 2010, Imanuel Silaban membanjiri kampus tersebut.

Nuel diperlakukan tidak layaknya seorang manusia oleh petugas security di kampusnya sendiri.

Kejadian keji tersebut hingga saat ini belum juga tuntas, mahasiswa yang tergabung dalam PEMA USU pun tak henti-hentinya menuntut pihak Rektor segera mengusut tuntas masalah tersebut.

Pada Selasa (24/10/2017) Ratusan mahasiswa PEMA USU kembali menggelar aksi protes, aksi kali ini digelar di pelataran gedung Rektorat USU.

Mereka menduga ada keterkaitan antara Rektor dengan pihak security sehingga penuntasan masalah Nuel terkesan lambat.

“Kenapa sampai sekarang masalah ini belum tuntas, apa ada persengkongkolan antara Rektor dan pihak security,” teriak Aifo di depan gedung Rektorat USU, Selasa (24/10/2017).

Dihadapan Wakil Rektor I dan 5 Wakil Rektor V USU, pria dengan kemeja kotak itu mempertanyakan apa sebenarnya kerja daripada pihak rektorat.

“Apa sebenarnya kerja kalian, kami yang bayar kalian, seharusnya kami yang dilayani. Kami bayar kuliah mahal, jangan bapak enak-enak saja di sini,” ucapnya lantang.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Wakil Rektor V, Luhut Sihombing membela diri.

“Saya selalu bekerja dengan hati, mana yang bisa saya perbaiki, saya kerjakan dengan hati. Saya care dengan mahasiswa beserta fasilitas,” pungkasnya.

(mtd/non)