medanToday.com, JAKARTA – BUMN sektor perikanan nasional merasa diuntungkan dengan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) terkait moratorium kapal asing.

“Sekarang setelah kapal asing tidak ada, kami masuk ke sana (kawasan perairan) untuk menangkap dan mengumpulkan ikan,” kata Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Risyanto Suanda di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Dia mengatakan, dengan adanya kebijakan KKP untuk menghentikan kapal asing pencuri ikan, maka Perum Perindo dapat mengukuhkan kehadirannya di perairan yang dulu dikuasai kapal-kapal asing seperti di Tual (Maluku), Sorong (Papua Barat), dan laut Arafuru.

Menurut RIsyanto, Perum Perindo mulai tahun 2013 ditugaskan untuk masuk ke perikanan tangkap, budidaya dan perdagangan hasil laut. Selain Perum Perindo, BUMN Perikanan lainnya yang bergerak di sektor perikanan adalah Perum Perikanan Nusantara.

Meski awalnya hanya beroperasi sebagai pengelola pelabuhan perikanan Nizam Zaman Muara Baru, Jakarta Utara, kini Perum Perindo mengelola beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Pekalongan, Belawan, Parigi, dan Brondong.

Tahun 2018 ini, Perum Perindo akan memiliki 77 unit kapal penangkap dan penampung ikan serta sejumlah lahan tambak udang yang terletak di Karawang, Jawa Barat. “Perum Perindo juga aktif membeli langsung ke nelayan dan sentra perikanan di daerah untuk kebutuhan ekspor ikan ke Amerika Serikat,” paparnya.

Ke depannya, Perum Perindo mengharapkan potensi industri perikanan makin dikembangkan dengan lebih mengefisienkan ongkos logistik, volume produksi, dan kualitas produk perikanan.

Terkait dengan peluang bisnis perikanan, Risyanto mengutarakn bahwa hal yang tetap menarik ke depannya adalah yang sifatnya ada di hulu, yaitu bisnis penangkapan ikan serta budidaya.

“Itu bisa memberi margin yang lebih besar. Kemudian di tengah ada diantaranya trading dan pemrosesan. Sedangkan yang memang paling menjanjikan bila bisnis itu dilakukan holistik, yaitu mulai dari menangkap, memproses, dan melakukan ekspor,” ucap dia.

(mtd/min)