medanToday.com,MEDAN –  Kota Medan mendapat dua kategori penghargaan pada ajang Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2017. Kedua penghargaan tersebut yakni untuk kategori Kota Terbaik Indonesia 2017 dan Kota Terbaik Per Region Sumatera yang berlangsung di Java Ballroom The Westin, Jalan HR Rasuna Said, Karet Kuningan, Jakarta, Jumat (29/9/2017) malam lalu.

Penyerahan penghargaan yang dilakukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang diwakili oleh Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah langsung diterima oleh Walikota Medan Dzulmi Eldin.

BACA: INI MEDAN, KOTA PARA KETUA ! 

Namun, penghargaan bergengsi yang disabet Kota Medan menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Apa yang diterima dengan kondisi Kota Medan saat ini sangatlah berbanding terbalik.

“Jalan Kupak-Kapik dan Sampah Menggunung, Kok Bisa Medan Jadi Kota Terbaik 2017?,” ujar Akbar, 35, warga Jalan Tembakau Raya, Perumnas Simalingkar, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan begitu mendengar Kota Medan, Senin (2/10/2017).

BACA JUGA:

“Dari sisi mana Medan bisa dikategorikan terbaik. Jalan ditengah pemukiman seperti Tembakau Raya ini saja kupak-kapik tak dipedulikan. Yang menilai itu mungkin buta makanya Medan masuk kategori kota terbaik,” tambahnya.

Selain Akbar ada juga warga Kota Medan lainnya yang bereaksi. Dedek,32 yang merupakan warga Jalan Sawit Raya mengaku heran dengan penghargaan yang menurutnya sama sekali tidak menggambarkan adanya hal yang pantas dibanggakan di Kota Medan.

“Itu bang lihat dulu sampah didepan rumah kita itu. Udah menggunung bahkan sampai tumpah ke badan jalan. Lantas dimananya kota ini layak disebut terbaik,” katanya sambil menunjuk gunungan sampah pada Transit Depo (TD) pembuangan sampah milik Dinas Kebersihan Kota Medan yang berada di Jalan Sawit Raya.

Dilokasi ini, sampah memang sudah memenuhi halaman penampungan sampah. Bahkan sudah menutupi bak penampungan dan menggunung hingga menutupi sebagian badan jalan.

BACA: Mahasiswa Desak KPK Bersihkan Kota Medan dari ‘Kejahatan’ Korupsi

Menurut kedua warga ini, Medan belum layak mendapat penghargaan sebagai kota terbaik. Karena layanan pemerintah kepada masyarakat masih belum maksimal. Bukan hanya dari sisi kinerja Pemko Medan, mereka juga menyoroti kasus-kasus kejahatan yang semakin marak di Kota Medan dalam beberapa pekan terakhir. Seperti aksi begal yang menyebabkan korbannya meninggal dan peredaran narkoba.

“Begal itu tidak hanya menjadi tanggung jawab polisi. Begal itu muncul karena mereka nggak punya kerjaan, sementara pemerintah sendiri tak mampu membuka lowongan kerja. Mereka stress dan pelariannya memakai narkoba. Pada akhirnya setelah kecanduan mereka jadi penjahat,” tambah Dedek.

BACA: #MedanTAKaman |Karyawan Centre Point Medan Disetrum & Tas Dirampas Kawanan Perampok di Jalan Imam Bonjol

Untuk diketahui, Medan mendapat kategori terbaik bersama beberapa kota besar lainnya di Indonesia dalam ajang Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2017. Kota Medan menempati peringkat empat dengan indeks total 85,46 setelah Kota Bandung (90,19), Kota Surabaya (88,08) dan Kota Semarang (86,95).

Wali Kota Medan Dzulmi Eldin usai menerima penghargaan tersebut mengatakan, pihaknya sangat bangga atas dua penghargaan yang berhasil diraih Kota Medan tersebut.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh jajaran Pemkot Medan, termasuk dukungan penuh seluruh lapisan masyarakat dalam upaya menjadikan Kota Medan lebih baik lagi ke depannya.

Ia berharap penghargaan yang diterima tersebut tidak membuat cepat puas justru semakin menjadi motivasi sekaligus inspirasi untuk bekerja lebih keras lagi.

“Insya Allah dengan kerja keras dan kebersamaan yang terus kita bangun dengan masyarakat, Kota Medan semakin maju dan berkembang sehingga menarik perhatian investor untuk berinvestasi di Kota Medan,” ungkapnya kepada media. (mtd/bwo)

===============
BACA JUGA:

Ditanya Tentang Kedatangan Penyidik KPK, Wajah DZULMI ELDIN Spontan Pucat, Ada Apa ?