Kondisi Salwa Nurhafizah saat dirawat di RS Bunda Thamrin, Medan. (Ist)

medanToday.com, MEDAN – Nur Aidah tak kuat menahan air mata saat dia menceritakan kondisi bayinya yang divonis menderita penyempitan jantung. Salwa Nurhafizah yang masih berusia dua bulan harus mendapat perawatan intensif di RS Bunda Thamrin Medan sejak Jumat (19/1/2018).

Nur Aidah bercerita, tidak ada gejala penyakit apa-apa saat anak kelimanya itu lahir pada awal Desember 2017. Salwa dilahirkan dengan operasi caesar di RS Bhayangkara Tebing Tinggi. Salwa lahir layaknya bayi normal lainnya dengan berat 2,5 kg. Setelah proses lahiran, keluarga membawanya kerumah.

Selama di rumah, Salwa mendapat asupan ASI dan susu formla yang cukup. Setelah dikhitan dan akikah (penabalan nama), Nur Aidah jatuh sakit. Salwa juga sempat diserang batuk selama beberapa hari.

“Karena sakit, ASI saya tidak keluar, Salwa minum susu formula,” kata Nur Aidah di RS Bunda Thamrin, Medan, Jalan Sei Batang Hari, Senin (12/1/2018).

Ia  mengisahkan, suatu hari saat Salwa sedang tidur di atas ayunan. Namun tiba-tiba dia kejang. Nur Aidah yang panik, langsung memanggil tetangga. Salwa dilarikanke RSU PT Inalum di Tanjung Gading. Lantaran alat di sana tidak memadai, Salwa dirujuk ke RSUD dr H Kumpulan Pane Tebing Tinggi.

Di Tebing Tinggi, Salwa tidak ditempatkan di NICU (Neonatal Intensive Care Unit), ruang khusus perawatan bayi yang baru lahir. Selama satu malam, Salwa menginap di ruangan anak yang berisi sekitar delapan tempat tidur.

“Setelah satu hari, kami mau dirujuk. Ada empat rumah sakit pilihannya. Empat jam lebih kami menunggu rujukan kemana. Kami tanya ke rumah sakit, kemana akan diberangkatkan. mereka tidak merespon,” kata Nur Aidah sambil menyeka air matanya.

Keluarga yang sudah bingung, tiba tiba mendapat saran dari kenalannya untuk membawa Salwa ke RS Bunda Thamrin di Medan. Sesampainya di Bunda Thamrin, Salwa langsung ditangani. Dia masuk sebagai pasien umum karena belum memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Disini langsung ditangani, Salwa gak kejang lagi,” kata Nur Aidah.

Irwan,41, Ayah Salwa bilang, sejak dari RSUD dr H Kumpulan Pane, dokter belum mendiagnosis penyakit apa yang diderita anaknya. Setelah mendapat peawatan selama dua hari di Bunda Thamrin, dokter baru menyatakan Salwa mengidap penyempitan jantung.

Mendengar hal tersebut, keluarga tertegun lemas. Karena sudah pasti membutuhkan banyak biaya. Sebelum mendapat bantuan dari donatur, pengobatan Salwa menggunakan biaya pribadi. Ayah Salwa yang hanya bekerja sebagai kontraktor kelas bawah dikabarkan sudah menjual rumah dan tanah demi kesembuhan anak tercinta.

Untuk memperingan biayanya, Irwan mencoba mengurus BPJS milik Salwa. Namun lagi-lagi Irwan mendapatkan cobaan. BPJS Salwa harus menunggu selama 14 hari baru bisa digunakan.

“Saya sempat minta ke Dinas Sosial untuk mengeluarkan rekomendasi agar BPJS-nya segera bisa aktif karena kondisi mendesak. Tapi mentok,” ungkap Irwan.

Irwan tetap bersabar hingga akhirnya BPJS Salwa bisa aktif pada Senin (5/2). Sedangkan biaya Salwa sejak masuk ke Bunda Thamrin tetap dibebankan sebagai pasien umum. Irwan pun menemui pihak rumah sakit untuk membuat permohonan pemindahan status dari pasien umum ke pasien BPJS.

Lagi-lagi Irwan harus terdiam setelah pihak rumah sakit menolak permintaan itu. Irwan bilang, manajemen Bunda Thamrin meminta agar Salwa keluar dulu dari RS agar bisa pindah status menjadi pasien BPJS.

“Kita makin bingung. Karena Rumah Sakit Adam Malik dan Pirngadi sebagai rujukan itu sedang penuh kalau untuk bayi,” ungkapnya.

Warga Desa Tanjung Gading, Kabupaten Batubara ini pun memohon kembali agar anaknya bisa pindah status. Namun, rumah sakit tidak memberikan jawaban yang pasti. Keluarga hanya ingin Salwa dirawat dengan BPJS. Karena Irwan tidak ingin hanya bergantung pada donatur yang sudah banyak menyumbang.

Sampai sekarang, Salwa masih membutuhkan uluran angan para dermawan untuk meringankan beban mereka. Sepanjang Salwa dirawat, beberapa donasi sudah masuk. Mulai dari tokoh masyarakat, komunitas, hingga jurnalis di Kota Medan sudah melakukan penggalangan dana. Berita soal Salwa yang mengidap penyempitan jantung juga sudah menjadi viral di media sosial.

“Harapan kami, anak kami ini bisa sembuh kembali,” pungkas Irwan.(mtd/bwo)

=============