medanToday.com, TOKYO – Temuan Pemerinah Jepang terkait kelalaian dalam proses produksi yang dilakukan Nissan, berbuntut pada recall 1,2 juta unit mobil, penyetopan pabrik, serta tertundanya pengiriman model hasil produksi ke diler.

Mengutip Nikkei, Rabu (1/11/2017), Nissan mengalami penurunan penjualan sampai 50 persen di minggu-minggu penghentian pengiriman produk ke diler. Nissan nekat tidak menggunakan karyawan bersertifikat pada proses akhir produksi, sehingga menyalahi regulasi.

Nissan mengakui kelalaiannya pada 29 September 2017 lalu, di mana setelah beberapa waktu masalahnya belum juga diperbaiki, yang kemudian membuat pengiriman hasil produksi di enam pabrik di Jepang ditangguhkan.

Pasokan ke sekitar 2.100 diler di dalam negeri telah dihentikan. Para diler yang masih menerima pesanan konsumen, belum bisa menjawab kapan stok model yang kosong akan terisi lagi. Kegiatan-kegiatan marketing juga dibatalkan di diler, seperti uji coba kendaraan listrik Leaf yang baru diluncurkan 2 Oktober 2017.

Pemeriksaan dan pengawasan sampai saat ini masih dilakukan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, kepada enam pabrik Nissan. Jika sudah tidak ada masalah, maka Nissan akan mendapat lampu hijau untuk kembali beroperasi.

“Penangguhan pengiriman dua minggu berarti kehilangan penjualan 20.000 kendaraan, dan menggerus laba operasi sekitar 10 miliar yen atau Rp 1,2 triliun, ” ujar Masataka Kunugimoto dari Nomura Securities.

(mtd/min)