Medantoday.com, MEDAN – Menyikapi persoalan di Sumatera Utara (Sumut) beberapa organisasi seperti FKPPI, Cipayung Plus, GMNI, HMI, IMM, dan jurnalis senior menggelar Dialog Interaktif dan Pemuda Sumatera Utara yang bertema Quovadis Pembangunan Sumatera Utara yang digelar di Kafe Ulos, Sabtu (2/9/2017).

Dalam dialog tersebut, muncul pandangan di mana Provinsi Sumut membutuhkan pemimpin yang berkarakter.

Pandangan tersebut disampaikan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai PDIP Effendi Simbolon yang turut hadir dalam kesempatan itu.

Menurut Effendi, pembangunan karakter di Sumut harus diprioritaskan.

“Berdasar hasil diskusi para tokoh anak muda di Sumut tadi, bahwa Sumut menginginkan pemimpin yang berkarakter, berwibawa, punya harga diri, punya jati diri dan komitmen,” katanya kepada wartawan.

Effendi yang merupakan anggota Komisi I itu juga mengatakan, selama tiga jam mengikuti diskusi ia menyimpulkan bahwa karakter pemimpin yang diinginkan juga jauh dari korupsi.

“Mampu memberikan pelayanan dan memberikan hak-hak masyarakat yang selama ini terampas. Selama ini, dari aspirasi dan tanggapan peserta yang hadir menggambarkan kekecewaan terhadap pemimpin yang belum bisa mengakomodir kepentingan rakyat,” ungkapnya.

“Hasil diskusi ini akan kami serap dan dilaporkan ke pimpinan nantinya,” imbuh Effendi Simbolon.

Sementara itu, Ketua Umum GM FKPPI Hans Silalahi yang menjadi narasumber dalam dialog interaktif mengatakan, saat ini Sumut sudah menjadi barometer miniaturnya Indonesia.

Ia menilai Sumut memiliki potensi yang cukup besar dengan letaknya yang strategis.

Tak heran jika saat ini pemerintah pusat meletakkan 10 proyek strategis di provinsi yang memiliki 1,1 juta hektare kelapa sawit.

“Berdasar undang-undang nomor 23 tahun 2016 tentang 10 proyek strategis, respons pembangunan masyarakat tidak ada. Kenapa? Masyarakat seolah tidak mau tahu,” jelasnya.

“Sudah beberapa kali kita ganti gubernur. Apa sih yang dibutuhkan Sumut? Kita harus benar-benar membangun, dimulai dari membangun karakter. Orang Sumut itu yang pertama keras, kedua keras-kerasan,” ucapnya.

Pemimpin yang pas untuk Sumut menurut Hans haruslah orang Sumut. Karena, kalau bukan orang Sumut pasti kurang memiliki sense of belonging untuk membangun Sumut. “Kalau orang luar Sumut, kurang rasa memilikinya,” tegasnya.

Lebih lanjut, seorang peserta dari IMM, Aulia mengatakan pembangunan di Sumut sebaiknya diawali dari pendidikan. Apalagi pendidikan di daerah tertinggal yang terkesan terabaikan.

“Berbicara persoalan pembangunan sama dengan berbicara pendidikan yang sama halnya membangun bangsa,” katanya.

Selain itu Bintor Simanjuntak dari GMNI menambahkan komponen penting selain pendidikan adalah bagaimana menciptakan birokrasi yang bersih. (MTD/BWO)

====================