Salah satu rencana penyelenggara demo demo besar ini sebenarnya adalah 2019. Dengan tekanan kepada pemerintahan Jokowi, mereka sangat berharap Jokowi melakukan kesalahan. Kesalahan yang utama adalah melakukan pukulan kepada para pendemo sehingga terjadi kerusuhan yang akan mereka perluas skalanya.

Ketika demo berubah rusuh, dampak yang terjadi adalah pelemahan ekonomi dan ketidak-percayaan pada pemerintah. Jika mereka tidak bisa menjatuhkan Jokowi sekarang, di 2019 diharapkan akan berpengaruh pada elektabilitasnya. Dan saat Pemilu nanti, mereka akan membawa kerusuhan2 itu sebagai senjata untuk menghantam Jokowi.

Sayangnya, mereka gagal….
Hal yang mereka tidak perkirakan adalah Jokowi tidak melakukan pukulan keras kepada pendemo, malah mempersilahkan mereka dan memperlakukannya dengan baik.

Karena rencana yang tidak berhasil itu, mereka kemudian mencoba membunuh karakter Jokowi dengan mengatakannya pengecut karena tidak menemui peserta demo.
Terbukti gagal maning, gagal maning…

212 ini salah satu cara mereka untuk kembali menjatuhkan nama Jokowi. Dan lagi2 mereka salah langkah, Jokowi adalah pemain catur yang brilian…

Pemerintah menyamarkan langkahnya dengan statemen Panglima TNI bahwa ia tidak akan hadir pada shalat Jumat di Monas. Tidak hadirnya Panglima berarti ketidak-hadiran Presiden. Lawan tersenyum, “Nah, matek kon…”

Injury time, Presiden tampak melangkah keluar istana beserta pejabat pejabat lain dan Panglima TNI menuju tempat shalat Jumat. Mereka berjalan dengan gagah ditengah hujan sambil memegang payung…

Jokowi menjadikan acara shalat Jumat itu sebagai panggung dirinya. Ia menunjukkan bahwa dirinya tidak takut akan tekanan2 yang terus datang. Ia menghajar lawannya dengan langkah kuda yang jitu.. Mereka yang kemarin meremehkannya, sekarang berbalik memujanya.

Tidak terduga, lawan politik Jokowi malah tanpa sadar menyediakan panggung yang indah dengan karpet merah, dimana Jokowi melangkah dengan anggun dan berwibawa…

Congrats Mr. Presiden.. Langkahmu telak menampar mereka yang merasa sudah berada di ujung kemenangan. Saya ingin mengangkat secangkir kopi untuk anda setinggi-tingginya..

Tinggal para donatur demo yang harus membereskan bidak-bidaknya dan menyusun ulang kembali strategi mereka. Apalagi penangkapan pion pion mereka meruntuhkan mental bertarung ditambah kehilangan dana besar yang ternyata tidak sesuai harapan.

Lebaran kuda ternyata masih jauh, Kumendan… Habis ini jangan kaget kalau ada gebrakan cepat KPK memperkarakan proyek mangkrak yang besinya sudah karatan.

Seruput dulu… baru bikin album baru.
Saya pesan yang judulnya, “Kegagalan adalah sukses yang tidak pernah datang..”***

 

========

Artikel ini dikutip dari halaman situs resmi penulis Denny Siregar|
link : http://www.dennysiregar.com/2016/12/panggung-jokowi.htmlÂ