Pelaku Penikaman Polisi Ternyata Jaringan Maman Abdurrahman

Identitas pelaku penyerangan Pospol Cikokol. medan-today.com / istimewa

JAKARTA,MEDAN-TODAY.com – Sultan Aziansyah, penyerang tiga polisi di dekat Lembaga Pendidikan Yupentek Cikokol, Tangerang Kota, tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulan (JAD). Pemuda 22 tahun itu direkrut melalui aktivitas jaringan Maman Abdurrahman.

“SA (Sultan Aziansyah) sempat dinyatakan hilang oleh keluarga selama empat bulan. Setelah dicari, ditemukan kakaknya di wilayah Cisaga. Saat itulah, SA direkrut dalam aktivitas itu (kelompok JAD),” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10).

Boy menjelaskan, Sultan sangat tertutup dengan keluarganya. Bahkan, keluarga mengakui Sultan kerap berbohong agar bisa melakukan aktivitas dengan kelompok teroris.

“Sultan sering beralasan ingin mencari kerja dan ke warnet,” kata Boy.

Berdasarkan pengakuan keluarga, lanjut Boy, Sultan mulai berubah sejak 2013. Sejak itu Sultan sering melakukan kegiatan di luar bersama orang-orang yang tidak dikenal pihak keluarga.

“Dicurigai dari HP (Sultan), banyak komunikasi dengan pihak luar yang mencurigakan,” terang Boy.

Bahkan, Sultan pernah menjenguk Maman di LP Nusakambangan, Cilacap, pada Juni 2015. Ia ditemani Fauzan Al Anshori, ‎pimpinan Pondok Pesantren Al Anshorullah di Ciamis, saat mengunjungi Maman.

“Penyidik sudah ke Ponpes Ansharullah di Dusun Sembung Jaya, Desa Mekarmukti, Cisaga, Ciamis. Ternyata, Fauzan Al Anshori sudah meninggal dunia dan pondok pesantren itu sekarang diserahkan ke masyarakat sekitar,” papar Boy.

Baca Juga : > Video Amatir Simpatisan ISIS Tikam Polisi Dengan Membabi Buta

Sultan pernah belajar di pondok pimpinan almarhum Fauzan Al Anshori. Fauzan diketahui sebagai pimpinan kelompok Jamaah Islamiyah yang sudah bergabung dengan kelompok JAD.

JAD terafiliasi dengan ISIS. Pimpinannya, Maman Abdurrahman, kini mendekam di Nusa Kambangan. Sultan menyerang Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan dua anak buahnya, pada Kamis, 20 Oktober 2016. Sultan menyerang menggunakan golok. Dia juga sempat melempar diduga bom ke dalam pospol sebelum ditembak petugas.

Effendi mengalami luka tusuk di dada. Sementara anggota polisi lain, Iptu Bambang Haryadi terluka di dada dan punggung kiri dan Bripka Sukardi menderita luka bacok di punggung dan lengan.

Sultan meninggal saat dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Ia kehabisan darah dalam perjalanan menuju RS Polri.

Dari lokasi kejadian, polisi menyita barang bukti satu pisau, satu badik, satu sarung badik, dua benda diduga bom pipa, satu tas hitam, satu sorban putih, dan satu stiker berlambang ISIS. (mtd/metrotvnews)