Yamaha Tricity
Yamaha Tricity

medanToday.com, JAKARTA – Penjualan sepeda motor skutik roda tiga mulai menggeliat. Terbukti tahun ini pelaku industri mengeluarkan sepeda motornya di seluruh Indonesia.

Andrea Sanyoto, Marketing Director PT Piaggio Indonesia menjelaskan respon kendaraan Piaggio MP3 500 menurutnya masih positif.

“Kami masih yakin dan positif pasar ini akan terus berkembang dalam setahun ke depan,” kata Andrea kepada Kontan.co.id, Minggu (12/11/2017).

Sayang belum dibeberkan secara jelas target jual. Namun sebelum mengeluarkan impor Italia ini pihaknya sudah meriset lama bahwa pasar motor ini punya potensi besar.

Meski masuk kategori yang niche market mengingat harga jual yang tinggi. “Kami sudah yakin sebelum launching pasar sudah terbentuk,” tuturnya.

M Abidin, GM After Sales Division PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menjelaskan pasar ini belum berkembang pesat seperti di negara Eropa.

Menurutnya di negara Eropa kontur perkotaan, kendaraan yang tidak ramai, harga yang pas untuk entry level masyarakat dan pas untuk lisensi pengendara muda di Eropa ketimbang menggunakan motor big bike.

“Di Indonesia faktor harga masih menjadi resistensi,” kata Abidin kepada Kontan.co.id, Minggu (12/11/2017).

Asal tahu, saat ini harga kisarannya sepeda motor Yamaha Tricity secara nasional senilai Rp 66 juta per unit. Harga tersebut karena masih impor CBU dari Thailand dan juga punya komponen banyak dibanding produk sekelas. “Tentunya cost-nya lumayan tinggi,” tuturnya.

Abidin mengklaim penjualan selalu habis terjual stoknya di diler. Tetapi, jumlah penjualan tidak masif karena masih impor.

Menurutnya motor ini belum diproduksi di Indonesia. Saat ditanya skala ekonomis untuk diproduksi di Indonesia, Abidin pun masih belum dapat memastikan kuantitas tertentu agar bisa dilokalisasi.

Hanya saja tanda-tanda minat kendaraan skutik premium mulai terasa pasca Nmax, Aerox dan Xmax mulai ramai digunakan masyarakat. “Sangat baik perkembangannya dibanding segmen low price model,”tuturnya.

Vice President Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dionisius Betty menjelaskan pasar saat ini masih tertekan oleh daya beli. Imbasnya khususnya ke masyarakat menengah ke bawah.

“Saya lihat daya beli masih lambat di seluruh Indonesia. Masyarakat hati-hati karena banyak yang kena PHK khususnya di sektor ritel,” kata Betty beberapa saat lalu.

Alhasil menurutnya yang terkena imbas terbesar di sektor kelas pembeli motor skutik Mio. Namun menurutnya model baru dari Mio S mampu mendorong penjualan sehingga tidak turun jauh.

“Banyak masyarakat yang bergerak untuk membeli ke model kelas atas. Dari yang awalnya punya Mio ingin model baru ke motor high class,” lanjutnya.

Secara kuantitas penjualan menurutnya tahun ini Yamaha bisa turun hingga 10% dibanding tahun lalu. Namun secara omzet menurutnya tidak turun karena terdorong model Yamaha baru yang harganya lebih tinggi.

(mtd/min)