Pekerja menunjukkan ikan kerapu segar yang akan dikirim ke Hongkong, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/11). Setelah dimoratorium Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak beberapa waktu lalu, kini nelayan budi daya ikan kerapu di Kendari dan beberapa kabupaten lainnya di Sulawesi Tenggara kembali dapat mengekspor hasil tangkapannya keluar negeri. ANTARA FOTO/Jojon

medanToday.com – Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) mengekspor ikan hasil budidaya ke Hong Kong.

“Kemarin baru panen kerapu dari keramba di Bali dan sukses bisa datangkan kapal Hong Kong untuk ekspor,” ujar Agung Pamujo, Sekretaris Perusahaan Perum Perindo, Rabu (20/9).

Hal tersebut diakui Agung sebagai kemajuan perikanan budidaya di Bali. Agung bilang, sudah tiga tahun kapal Hong Kong berhenti merapat ke Indonesia.

Namun, melihat panen yang meningkat, ekspor ke Hong Kong kembali berlanjut.

Panen kerapu milik Perum Perindo di Bali diperkirakan mencapai 20 ton. Ekspor tersebut mencapai nilai Rp 2,7 miliar.

Selain hasil budidaya Perum Perindo, budidaya milik warga pun ikut di jual pada kapal Hong Kong tersebut.

Ekspor ini mengawali pemasaran berkelanjutan dari perikanan budidaya Indonesia. Hal tersebut juga dengan dorongan penjagaan pasokan ikan Indonesia.

Panen kerapu di Bali diakui Agung masih akan terus berlangsung. “Panen mulai Minggu rencana sampai Kamis,” terang Agung.

Usaha budidaya merupakan salah satu dari empat lini usaha Perum Perindo. Selain budidaya, Perum Perindo memiliki lini usaha di pengelolaan pelabuhan perikanan, operasi kapal ikan, serta perdagangan dan pengolahan.

Usaha budidaya Perindo terbagi budidaya darat dan laut. Untuk budidaya darat, Perum Perindo mengelola sekitar 150 hektare tambak di Karawang, Jepara, Kendal, Pekalongan, Bengkayang, Barru dan rencananya dalam waktu dekat di Aceh Barat Daya dan Kolaka. Sedang untuk budidaya laut, yang sudah aktif baru di Sumberkima, Singaraja dengan 450 hole Keramba Jaring Apung (KJA).

(MTD/MIN)