Pedagang dan pembeli bertransaksi sapi di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/11). Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan populasi sapi nasional, salah satunya dengan melakukan Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) melalui inseminasi buatan (IB) yang ditargetkan pada 2017 ini menyasar empat juta ekor sapi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww/17.
Pedagang dan pembeli bertransaksi sapi di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/11). Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan populasi sapi nasional, salah satunya dengan melakukan Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) melalui inseminasi buatan (IB) yang ditargetkan pada 2017 ini menyasar empat juta ekor sapi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww/17.

medanToday.com, JAKARTA – Sepuluh peserta dari Palestina telah mengikuti pelatihan Inseminasi Buatan (IB) di Indonesia.

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan Kementerian Sekretariat Negara dan JICA.

Pelatihan dengan judul “Training Course on The Strengthening of Artificial Insemination Management and Conservation of Livestock Genetic Resources For Palestine”” dilaksanakan oleh salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), yaitu Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang selama 15 hari, dimulai dari tanggal 13 Desember 2017 dan berakhir hari Rabu tanggal 27 Desember 2017.

Atas hal ini, Wakil Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Taher pun mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia . Dia berharap, hasil penelitian yang didapatkan peserta dapat diimplementasikan dan berkontribusi untuk meningkatkan produksi ternak Palestina.

Dirjen PKH I Ketut Diarmita menyampaikan, teknologi IB telah berkembang dengan baik di Indonesia dan penggunaannya tidak hanya terbatas untuk meningkatkan populasi ternak, tetapi juga sebagai alat untuk peningkatan mutu genetik ternak.

“Keberhasilan teknologi IB di Indonesia terbukti dengan tercapainya swasembada semen beku pada tahun 2012, kemudian di tahun 2013, Indonesia telah berhasil mencapai swasembada Bull (pejantan unggul),” ungkap I Ketut seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (28/12/2017).

Menurutnya, Indonesia juga memiliki teknologi sexing semen beku yang dapat menentukan jenis kelamin kelahiran ternak sesuai dengan kebutuhan peternak. Dia bilang, sejak tahun 2007 Indonesia telah mampu melakukan ekspor semen beku ke beberapa negara seperti Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste and Kyrgyzstan.

I Ketut menuturkan, dengan adanya berbagai keuntungan dari penggunaan teknologi IB, saat ini IB menjadi ujuk tombak untuk keberhasilan Upaya Khusus Sapi/Kerbau Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang merupakan fokus kegiatan Kementan pada 2017-2019.

“Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada sapi yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tercapai pada 2026,”katanya.

Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Enniek Herwijanti menyampaikan, sampai saat ini BBIB Singosari telah melatih peserta dari 22 negara selain Palestina, di antaranya Afganistan, Bangladesh Filipina, Fiji, India, Kamboja, Kenya, Laos, Malaysia, Myanmar, Mongolia, Kyrgyztan, Kazakhstan, Papua Nugini, Sudan Thailand, Srilanka Timor Leste, Yaman, dan Zimbabwe.

Setelah pelatihan ini selesai, Enniek meminta para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang pengelolaan reproduksi hewan, tetapi juga perlu menciptakan networking antara sesama peserta dan panitia, sehingga ke depan akan ada peluang kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antar kedua negara.

(mtd/min/fun)