Sempat Dikira Paus Bahkan Naga, Bangkai Diduga Walrus Ditemukan di Pantai Nias

bangkai diduga walrus ditemukan di pantai Nias. ©facebook.com

medanToday.com, NIAS – Warga Nias Barat, Sumut, sempat dihebohkan dengan penemuan bangkai binatang besar di tepi pantai. Sempat dikira paus atau bahkan makhluk legenda naga, bangkai itu diduga kuat walrus.

Berdasarkan informasi dihimpun, bangkai binatang itu ditemukan di pantai Pulau Imana, Kepulauan Hinako, Kecamatan Sirombu, Nias Barat, Sumut, pada Senin (25/6) lalu. Kepulauan ini berada di ujung sebelah barat Indonesia.

Bangkai itu ditemukan setelah warga mencium bau tak sedap. Setelah melakukan pencarian mereka menemukan bangkai yang tidak biasa.

Warga tidak mengetahui jenis hewan besar bertaring itu. Apalagi bangkainya memiliki dimensi lebar 1,5 meter dan panjang hingga 10 meter dengan kondisi bagian ekor terputus-putus.

Temuan bangkai itu pun diabadikan dan beberapa hari berselang beredar di media sosial. Sejumlah spekulasi pun muncul. Ada yang menyebut bangkai paus, ada juga yang menduga-duga itu gajah laut. Bahkan ada pula yang menyebut bangkai itu naga.

Ahli zoologi, Erni Jumilawaty, memberi titik terang. Dia memperkirakan yang ditemukan di pantai itu adalah walrus. Salah satu indikasinya, binatang itu memiliki taring.

“Tadinya, saya mencurigai ada dua ya, paus sama kelompok walrus. Setelah saya teliti lagi ternyata kalau dari kelompoknya paus tidak memungkinkan, karena kepala paus cenderung smooth, sedangkan walrus dia nampak lebih menunjukkan ciri mamalia dibandingkan paus,” jelasnya, Selasa (3/7).

Erni menjelaskan habitat asli walrus di daerah Antartika. Dia menduga walrus itu terpisah dari kelompoknya dan terbawa ke Samudera Hindia lalu menuju Kepulauan Nias. “Walrus ini adalah satwa khas dari Kutub Selatan Antartika, dan diperkirakan terbawa arus laut dari Samudera Hindia menuju Kepulauan Nias,” imbuhnya.

Erni juga menghimbau kepada masyarakat agar menjauhi bangkai walrua itu. Alasannya, bangkai itu bisa saja memicu infeksi. “Diharapkan warga menjauhi hewan tersebut karena bisa terinfeksi penyakit yang dibawa hewan mati itu,” imbaunya. (mtd/min)

 

=====================