Tuntut Kenaikan Tarif, Driver Taksi Berbasis Aplikasi Geruduk Kantor Pengelola

Driver Online demo Kantor Go Car dan Grab.Merdeka.com /Ronald

medanToday.com, JAKARTA – Ratusan driver taksi berbasis aplikasi Grab maupun GOJEK menggeruduk kantor pengelola di tiga lokasi.

Ketiga lokasi yang didatangi yaitu kantor Grab di Plaza Lippo Kuningan, HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, kantor GOCAR di Pasar Raya Blok M, Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan, yang tergabung bernama Koalisi Kesejahteraan Driver Online (KKDO).

“Rencana massa kurang lebih 500 orang dan 200 mobil. Tujuan pertama soal menolak penyedia aplikasi menjadi perusahaan penyelenggara transportasi umum, kedua menaikkan tarif dari yang paling rendah jadi Rp 4.600/km, dan menyesuaikan BBM, ketiga suspend sepihak dan tuntutan lain yang banyak merugikan driver online,” kata Koordinator KKDO, Alexander, Senin (16/4/2018).

Saat ini perusahaan menetapkan tarif Rp 3.000/km. Alexander meyakini, jika pengelola mengabulkan tuntutan sopir terkait kenaikan tarif, hal itu tak akan dikeluhkan penumpang.

“Biar pasar yang akan melihat kondisi di lapangan seperti apa, karena pasar yang akan menentukan. Ini kan jasa pelayanan, dengan pelayanan yang lebih baik, penumpang tidak akan bergeser ke angkutan lain,” ujarnya.

Alexander menolak jika disamakan dengan tuntutan Aliansi Nasional Driver Online (Aliando). Ia mengaku malah mendukung Pemerhub 108 tahun 2017, tentang transportasi, berbeda dengan Aliando.

“Kalau dengan Aliando kita sangat berbeda tuntutannya, kalau Aliando kemaren masih nuntut tolak PM 108 kemudian mereka mau menginginkan perusahaan penyedia aplikasi menjadi penyelenggara angkutan umum, itu kalo kita kan membacanya gini selama ini kita sebagai hubungan antara driver dan penyedia aplikasi itu kemitraan yang mestinya setara. ternyata itu tidak setara dalam penjanjian segala macam semua dengan keterpaksaan kalau istilahnya kalau ada hukum baku yang diterapkan oleh aplikasi orang harus mengikut. Padahal kalau prinsip kesetaraan kemitraan itu harus dibicarakan terlebih dahulu,” ungkapnya.

“Bagaimana kalau dia menjadi perusahaan aplikasi jadi penyedia angkutan umum statusnya justru malah lebih parah lagi, dia menjadi majikan dan driver menjadi buruh, padahal kita ini sudah mandiri driver itu punya angkuran sendiri antar sendiri kemudian servis segala macam itu ditanggung oleh driver bukan oleh perusahaan penyedia aplikasi,” sambungnya.

Terkait tuntutan para sopir, Alexander berjanji akan kembali dengan massa yang banyak guna dikabulkan permintaan para driver. Hal ini menurutnya, guna menyejahterakan driver juga keharmonisan kepada perusahaan.

“Kalau soal tuntutan ya kita berharap kalau yang hal-hal kalau niat baiknya ada sebenernya sih sangat gampang kalau misalnya dia akan memenuhi bertahap apa yang diinginkan oleh driver online soal tarif misal, tinggal naikin aja kan sederhana kan cepet kan kalau yang lain misal dia harus berkoordinasi dengan pemerintah dan sebagainya soal tarif ya naikin aja,” pungkasnya.

Aksi tersebut sekitar 500 personel yang disebar di Lippo Plaza Kuningan. Serta, masing-masing 100 personel di kantor Grab maupun GOJEK. (mtd/min)

 

======================