medanToday.com,Deliserdang – Rosa Monita, 47, akhirnya bisa bernafas dengan lega dan menghilangkan segala ke khawatiran yang menghantuinya.

Pasalnya, warga Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) selamat dari para pelaku perdagangan manusia di Malaysia. Ia pun kini dapat kembali ke berkumpul bersama keluarganya.

Rosa Monita kembali ke tanah air setelah dijemput oleh tim pembebasan yang dibentuk pihak DPRD Deli Serdang.

“Alhamdulilah, doa-doa saya diijabah oleh Allah, dan saya dapat berkumpul kembali dengan keempat anak saya dan keluarga,” kata Rosa Monita, Jumat (10/2/2017).

Rosa pun mengucapkan terimakasih kepada ,Era, Kiki dan Surya yang merupakan tim pembebasan yang menjemputnya dan warga Indonesia yang tinggal di Malaysia. Ia pun tak lupa berterimakasih kepada anggota DPRD Deli Serdang Dedi Syahputra dari Fraksi Gerindra yang telah banyak membantu dsn menggagas penjemputab dirinya.

Rosa mengungkapkan, dirinya merasa diperdagangkan oleh pihak agen-agen penyalur tenga kerja ke Malaysia yang diduga ilegal. Selama di berada di Malaysia, dirinya mengatakan ia disembunyukan oleh para agen tersebut. Serta selalu berpindah dibawa berpindah tempat.

Bahkan, saat pihak keluarganya menanyakan keberadaan Rosa kepada salah satu agen tenaga kerja berinisial YEN yang berada di Lubuk Pakam tidak digubris. Namun, setelah berbagai upaya yang dilakukan akhirnya keberadaan Rosa diketahui berada di Sepang. Keberadaannya diketahui melalui nomer ponselnya.

Rosa pun sempat dihubungi oleh pihak KBRI yang berada di Malaysia. Namun ia kecewa dengan apa yang disampaikan kepada dirinya.

“Tim pembebasan mengikuti prosedur dengab mengadu ke KBRI. Namun tim pembebasan merasa kecewa karena di kantor Satgas Penanganan dan pengaduan WNI/TKI di KBRI kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga salah seorang Staf Satgas penanganan dan pengaduan WNI/TKI menelepon saya dan menyarankan untuk lari,” ujar Rosa.

Sementara itu, Surya mengatakan bahwa sikap dari pihak KBRI yang ada di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, Malaysia sangat mengecewakan.

“Bayangkan saja, seorang staf Satgas Penangan dan pengaduan WNI/TKI bernama Radit menyarankan Rosa untuk melarikan diri dari rumah agen bermasalah yang ada di Sepang. Padahal Rosa dapat dibebaskan kalau ada uang tebusan 3.000 ringgit Malaysia atau setara Rp. 9 juta, untuk dibayar kepada agen yang ada di Klang dan Sepang bernama Wati Dan Rina,” tegas Surya.

Radit pun sempat memberikan nomer telepon seorang Polisi dari Kepolisian RI bernama Kombes Chairi yang bertugas di KBRI. Tim pembebasan pun menghubungi nomer tersebut untuk menyampaikan keluhan keluarga Rosa.

“Alhamdulillah sambutannya bagus sekali. Namun setelah tim memberikan data baik foto dan identitas lain, Kombes Chairi sama sekali tidak pernah merespon laporan tersebut. Hingga Rosa diselamatkan tanpa bantuan KBRI dan Polis,” ungkao Surya.

“Saya sangat kecewa dengan sikap dari KBRI dan Kombes Chairi yang kami hubungi dan melaporkan bahwa ada WNI korban perdagangan manusia perlu bantuan. Karena saat itu Rosa lokasinya berpindah-pindah kadang di Sepang kadang di Klang. Akhirnya kami memutuskan untuk meminta bantuan kepada WNI yang menetap di Kuala Lumpur untuk dapat membantu misi kami. Ya Alhamdulillah selama dua hari Rosa dapat kami temukan dan kami bebaskan,” papar Surya.

Sementara itu anggota DPRD Deli Serdang Fraksi Gerindra Dedi Syahputra mengharapkan kepada pihak Dinas Tenaga Kerja Deli Serdang dapat melakukan pengawasan kepada warga-warga Deli Serdang yang bekerja sebagai Agen ilegal ini.

“Bila perlu dilaporkan kepada pihak berwajib sebelum berjatuhan korban yang lain seperti Rosa yang baru saja dibebaskan ini,” tegasnya.

“Saya dan rekan-rekan akan membuat online pengaduan. bagi warga Deli Serdang yang merasa diperdagangankan oleh agen illegal yang ada di Deli Serdang untuk dipekerjakan secara Illegas di Negara Malaysia dan Negara tetangga lainnya agar melaporkana hal itu. Agar kasus seperti dapat ditindak tegas oleh kepolisian kita khususnya Polres Deli Serdang,” tandas Dedi.

Rosa tiba di tanah air bersama tim pembebasan pada hari Rabu, 8 Februari 2017 malam kemarin. Mereka menumpangi pesawat Malindo kode penerbangan OD-322 dari Malaysia dan mendarat di Bandara Kuala Namu sekitar pukul 20.30 WIB. (mtd/bwo)

===========