Masyarakat Desa Silau Lama, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) berfoto bersama Anggota DPR RI Effendi Simbolon, Senin (30/10/2017). (MTD/BWO)
medanToday.com, ASAHAN – Masyarakat Desa Silau Lama, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) memberikan pesan penting kepada Anggota DPR RI Effendi Simbolon dalam lawatannya ke Komplek Tuan Syech Silau, Senin (30/10/2017).

Pesan itu diberikan kepada Effendi agar disampaikan ke Presiden Joko Widodo. Pesan penting yang disampaikan perihal usulan agar situs sejarah yang ada di Desa Silau Lama dijadikan situs nasional, karena memiliki sejarah peradaban Islam di Sumatera Utara (Sumut).

Usulan masyarakat Desa Silau Lama ini disampaikan oleh Anggota DPRD Sumut Muslim Simbolon. Menurut Muslim, kedatangan Ketua Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) itu, merupakan moment yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Jokowi. Karena sampai hari ini heritage yang ada sejak tahun 1916 di Desa Silau Lama belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.

“Saya sudah banyak berdiskusi dengan banyak orang, saya capek bicara dengan gubernur.

Makanya saya ajak abang kesni biar liat sendiri (Rumah Tuan Syech H Abdurrahman Silo),” kata Muslim, Senin,30 Oktober 2017 di Desa Silau Lama, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.

Warga Desa Silau Lama berharap, rumah yang merupakan sumber perdaban Islam di Sumut ini menjadi situs nasional dan harus dilestarikan serta diperhatikan.

“Saya iri melihat pak Jokowi datang ke kawasan Danau Toba, bawa uang triliunan untuk membangun kawasan Danau Toba. Abang Effendi Simbolon yang dekat dengan Pak Jokowi, kami meminta agar abang menyampaikan agar blusukan presiden kesini,” harap Muslim.

Mendapatam amanah dari warga Desa Silai Lama, Effendi pun berencana akan menyampaikan ke Presiden perihal situs peradaban Islam yang ada di Asahan tersebut. Effendi mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi paling suka dengan menata kawasan yang memiliki heritage.

“Kalau undang-undang dikesejarahaan, maka itu tidak boleh dengan alasan apapun untuk dirombak. Kita akan sama-sama perjuangkan agar masuk ke dalam cagar budaya agama,” kata Effendi.

Dikesempatan yang sama, Pemangku Adat Syech Silau H Ibrahim Ali Silau menyebutkan kawasan ini luasnya diperkirakan 20 km. Berdasarkan sejarah, Silau Laut tidak pernah dijajah Belanda dan Jepang. Bahkan, Presiden Soekarno bahkan Soeharto pernah datang untuk untuk menemui ayahandanya.

“Pesan ayahanda, hormati pemimpin dan para ulama. Jangan benturkan umat Islam dengan siapapun.  Sifat kasih sayang yang dipesankan orangtua. Semoga bangsa ini tetap akur dan damai,” tandasnya. (mtd/bwo)

========================================================