medanToday.com,SERDANG BEDAGAI – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Belajar Digital yang Mudah, Murah, dan Aman”.
Ali Mansur, Akademisi Politik Hukum dan Filsafat Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan ruang digital sekarang banyak dijadikan tindakan repsi di dunia digital yaitu cyber bullying, tempat penyebaran informasi hoax, doxing data atau intimidasi, hacking atau meretas akun orang lain dan meniru atau mengecoh orang lain. Internet sehat bisa dikatakan apabila memiliki efek baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
“Kita harus mengantisipasi dari awal, manajemen resiko yang harus kita jalani dan harus hati-hati mengenal orang baru dengan latar belakang yang tidak kita tahu karena dibalik itu ada niat jahat yang tidak kita tahu. Di Indonesia sudah ada alat pendeteksi cyber crime yang akan membantu dalam mengamankan dunia digital,” jelasnya.
Rasid, Editor Jurnal Kommunity Online Fakultas Dakwah UIN Jakarta memaparkan etika digital adalah kebiasaan dalam menulis, bertutur kata, bersikap saat berada di ruang digital harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku: agama, negara, masyarakat.
Abdul Aziz, Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum SMP Islam Annur Prima dan Penggiat Literasi Digital mengatakan UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
M. Ikhwanul Ihsan, S.H., Pengurus Pemuda Muhammadiyah Kab. Asahan dan Penggiat Literasi Digital menuturkan sekarang masalah awam menjadi sebuah perselisihan dari masalah hoax tersebut.
“Ketika kita lebih mencintai produk luar maka membuat kita melupakan budaya di dalam negeri,” jelasnya.(*)