Ilustrasi Vaksine. MTD/internet

medanToday.com, BANDUNG – Induk perusahaan holding BUMN yaitu Bio Farma berhasil terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19.

Kepercayaan itu diperoleh berdasarkan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutu, sistem analitik laboratorium dan teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin pada 15 September lalu.

CEPI merupakan koalisi pemerintah-swasta dan filantropis yang berpusat di Norwegia yang bertujuan mengatasi epidemi dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya. Selain itu, CEPI juga mengembangkan fase awal vaksin yang aman, efektif dan terjangkau hingga bisa membantu menahan wabah sedini mungkin.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, fasilitas Bio Farma yang akan digunakan CEPI adalah untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multi platform sebanyak 100 juta dosis per tahun, dan akan dimulai pada akhir Q4 2021 atau Q1 2022 mendatang.

“Saat ini dunia sedang berusaha menemukan vaksin Covid-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri. Sehingga, CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu dan Bio Farma adalah salah satunya,” katanya, Kamis (15/10).

Honesti menambahkan, bahwa penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mempengaruhi kegiatan produksi rutin di Bio Farma.

“Tentu saja kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi rutin. Setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mengganggu kegiatan di Bio Farma,” ungkapnya.

Pada masa akan datang, kolaborasi dengan CEPI tidak sebatas vaksin Covid-19 saja, melainkan pengembangan vaksin pandemi lainnya melalui berbagai teknologi terkini. Diharapkan Bio Farma bisa mendapatkan akses terhadap berbagai teknologi pembuatan vaksin, sehingga akan memperkuat kemandirian vaksin secara nasional.

Pengalaman Internasional Bio Farma

Honesti Basyir menjelaskan, kepercayaan yang diberikan CEPI tidak lepas dari pengalaman panjang Bio Farma di dunia internasional mulai dari 1997. Bio Farma tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia dan telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebagai syarat memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP). Sehingga vaksin dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara. Bahkan saat ini, Bio Farma berhasil mengembangkan vaksin polio terbaru didukung oleh research world class yaitu Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2).

Bahkan, lanjutnya, salah satu organisasi internasional pernah mempercayai Bio Farma sebagai presiden yaitu Developing Countries Vaccine Manufacturer Network (DCVMN), atau gabungan produsen vaksin dari negara berkembang selama dua periode 2012–2014 dan 2014-2016.

Bio Farma juga dipercaya dalam pengembangan teknologi transfer vaksin untuk kemandirian di negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), tak cuma itu, Bio Farma bahkan dijadikan laboratorium rujukan setelah Indonesia ditunjuk sebagai Center of Excellence vaksin dan bioteknologi atan di negara-negara OKI.

“Pada 2019 lalu, tercatat lebih dari 16 negara anggota OKI berlajar langsung kepada kami, mengenai pendistribusian vaksin saat Bio Farma menjadi tuan rumah di acara workshop Cold Chain Management System (rantai dingin), untuk negara-negara yang tergabung dalam OKI,” tutup Honesti.

Semua pengalaman yang lalui Bio Farma menggambarkan kualitas dan kemampuan Indonesia menjadi mitra perusahaan dan lembaga kesehatan internasional tidak diragukan lagi, karena ada Bio Farma yang memiliki reputasi dunia. (mtd/min)