medanToday.com,JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, konten hoax yang berisi hasutan, fitnah, kebohongan, hingga kebencian dalam media sosial (medsos) dapat mengancam persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Untuk itu, Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk terus waspada dan selektif dalam mencerna kontek negatif dalam medsos.

“Di medsos kita sering lihat adanya hasutan, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian yang kalau tidak waspada bisa memecah belah bangsa,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan Perayaan HUT Ke-18 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Minggu (15/1).

 

Salah satu konflik yang terjadi karena dipicu berita hoax adalah pembakaran Kantor Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/1), dini hari, oleh ratusan anggota Front Pembela Islam.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto, insiden tersebut bermula dari informasi hoax di media sosial yang menyebutkan bahwa ada anggota FPI ditusuk dan diculik saat kericuhan antara FPI dan GMBI di depan Markas Polda Jawa Barat, Kamis (12/1). Saat itu Polda Jawa Barat tengah memeriksa Pentolan FPI Rizieq Shihab.

Padahal menurut Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Yusri Yunus, saat itu, tidak ada anggota GMBI yang terlibat keributan dengan FPI.

Selain bicara konten hoax di medsos, Jokowi di awal sambutannya menyebutkan bahwa perubahan dunia semakin cepat dari menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari. Satu masalah belum rampung sudah ada masalah baru. “Ini politik global yang terjadi,” katanya.

Ia menyebutkan masalah perlambatan ekonomi global belum selesai, ekonomi dunia belum pulih, tapi sudah ada tantangan baru yaitu kebijakan AS setelah nanti Presiden Donald Trump yang terpilih dilantik.

“Kita harus bergerak cepat mengantisipasi perubahan, harus selalu siap, terlambat sedikit saja kita mengantisipasi, akan digulung oleh sejarah,” katanya.

Sementara itu di dalam negeri sendiri, lanjut Jokowi tantangan masih banyak termasuk kemiskinan, kesenjangan ekonomi antar wilayah, antara yang kaya miskin dan pengangguran.

“Meskipun kini rasio sudah turun sedikit tapi kita masih pada posisi kuning menuju merah,” katanya.

Presiden menyebutkan sebagai bangsa, Indonesia beruntung dan patut bersyukur karena mempunyai Pancasila.

“Dengan Pancasila kita bisa deteksi, bisa ukur budaya yang tidak sesuai dengan Pancasila seperti aksi-aksi radikalisme dan terorisme,” katanya. (mtd/min/cnnIndonesia)

==========