Kawasan Hutan & Lahan di Dairi Terbakar, Polisi Selidiki Penyebabnya

0
194
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Dusun Sigumoi, Desa Paropo I Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Insiden ini terjadi pada Rabu (4/3/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. Foto/BNPB

medanToday.com,DAIRI – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, persisnya di Sigumoi, Paropo I, Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Insiden ini terjadi pada Rabu (4/3/2020) sekitar pukul 11.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi, kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab terjadinya kebakaran. BPBD menyebutkan dampak kebakaran hutan dan lahan ini seluas 0,5 hektare,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/3/2020).

Kondisi terakhir dilaporkan api sudah bisa dipadamkan oleh tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni dan Babinsa. “Mereka berhasil melakukan pemadaman secara manual sehingga api tidak meluas,” tandasnya.

Diketahui sehari sebelumnya, Selasa (3/3/2020), Karhutla juga terjadi di wilayah Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. “Kejadian berlangsung sekitar pukul 14.23 waktu setempat (Wita).

Wilayah yang terbakar berupa lahan gambut dengan semak belukar, pohon karet dan sawit. Perhitungan lapangan terhadap luas hutan dan lahan terbakar mencapai 3 hektar. Penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak berwenang,” ungkap Agus.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Angni, organisasi perangkat daerah dan warga melakukan pemadaman dengan dukungan peralatan dan kendaraan. Tim gabungan akan melanjutkan pemadaman dan pendinginan pada Rabu (4/3/2020) sehingga diharapkan api tidak meluas.

“Kejadian kebakaran telah diprakirakan mengingat kondisi curah hujan yang rendah hingga menengah pada Maret 2020,” ujarnya. Dia menyebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa potensi titik panas atau hot spot dapat terjadi di wilayah Sumatera bagian utara, Riau, dan Aceh.

“BNPB memonitor titik panas yang telah terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara dari awal tahun hingga akhir Februari 2020,” jelasnya.(mtd/min)

====================