Ketika Berbisnis Online, Jangan Abaikan Digital Safety

0
145
ILUSTRASI. Int

medanToday.com,MEDAN – Di tengah era digital saat ini, banyak orang memilih berjualan online. Namun sayangnya, tidak semuanya paham bagaimana mengelola usaha tersebut.

Dosen Universitas Pamulang sekaligus Konselor Pembinaan Karier, Dr (c) Cornelia Dumarya Manik mengatakan hal utama yang harus dimiliki dalam memulai usaha di dunia digital adalah keunikan. Lalu keunikan tersebut harus diiringi dengan ilmu pengetahuan dan inovasi.

Kemudian ada empat kunci dalam keberhasilan Smart and Good Entrepreneur secara umum. “Pertama keberanian, kedua kemampuan atau skill, ketiga kreativitas, dan keempat adalah keteguhan hati atau komitmen. Untuk dapat menjadi Creative Entrepreneur kita juga harus dapat memanfaatkan jaringan dan relasi untuk memasarkan produk dan kreativitas,” ujarnya saat menjadi pembicara pada rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (8/6/2021).

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumut, Alpian Hutauruk, menambahkan untuk para pebisnis digital, jangan pernah mengabaikan digital safety. Artinya kita harus berhati-hati dengan ancaman keamanan data pribadi.

Contoh ancaman terhadap keamanan data pribadi yaitu phishing, yang merupakan tipe penipuan di mana pelaku menyamar menjadi sumber terpercaya, berbentuk link menuju website untuk mencuri password, informasi kartu kredit, atau informasi lainnya. Kemudian malware, yang merupakan perangkat lunak jahat yang menyamar sebagai perangkat lunak mengumpulkan informasi pribadi tanpa disadari oleh korban, biasanya ini disebarkan melalui e-mail, software dan dokumen dari situs liar.
“Selain itu ancaman terhadap data personal dapat berupa cyberstalking (penguntit online), cyberbullying (perundungan), online predation (pemangsa online),” jelasnya.

Start Up Comunnity, Muhammad Arif Rahmat, menjelaskan Marketplace bisa dianggap sebagai penyedia jasa penjualan online yang paling popular saat ini, namun yang berjualan bukan penyedia website melainkan anggota-anggota yang mendaftar untuk berjualan di website marketplace yang bersangkutan.

Contoh marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lain sebagainya. Untuk mulai berjualan di sebuah marketplace hal yang harus dilakukan adalah riset produk, riset harga, lalu riset jasa pengiriman.

Menurutnya, hal yang sangat menguntungkan dari berjualan di marketplace adalah keamanan, karena, uang yang kita berikan tidak langsung sampai ke penjual tetapi masih tertahan di marketplace tersebut, jika barang tidak sesuai maka uang tersebut tidak bisa diteruskan ke penjual sampai barang yang dikirim sesuai dengan yang dipesan.

“Namun, marketplace pun tentu memiliki kekurangan, seperti perputaran uang yang lebih lama, barang tidak sama dengan gambar produk, atau tertahan nya barang di jasa pengiriman,” jelasnya,

Praktisi Pendidikan, Dedy Juliandri, menegaskan untuk bisa menjadi produktif di dunia digital harus memperhatikan 4 pilar yang dikeluarkan oleh KEMENKOMINFO yakni digital safety, digital skill, digital etic, dan digital culture.

Menurutnya sekarang ini, dunia sedang menghadapi disrupsi dan revolusi industri 4.0, karena pandemik covid-19 yang membuat perubahan yang sangat besar.

“Dunia digital bisa menjadi peluang masa depan, kreativitas dan digitalisasi menjadi pendukung ekonomi digital. Potensi ekonomi digital Indonesia pun sangat besar, bisa dilihat dari empat dari tujuh startup unicorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak,” ungkapnya.

Tysa Novenny Sariosa selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan pendapatnyanya bagaimana kita menggunakan media digital bukan hanya untuk keperluan pribadi tetapi berpengaruh juga dalam ekonomi digital. Namun, hal yang perlu diperhatikan ketika ingin berbelanja di media sosial mungkin seperti Instagram atau Facebook bahwa keamanannya tidak seperti berbelanja di marketplace.
“Dari situ kita harus menjadi seorang yang betul-betul paham dan menjadi smart buyer,” jelasnya.

Kegiatan webinar ini diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pada webinar ini menyasar target segmen Mahasiswa dan Umum dan sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta daring.

=======================