medanToday.com, LANGKAT – Pemerintah Kabupaten Langkat menyatakan siap menjalankan instruksi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada akhir tahun ini.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Langkat Indra Salahudin saat mengikuti rakor antisipasi lonjakan kasus Covid-19 bersama gubernur melalui video conference di ruang Langkat Command Center (LCC) Kantor Bupati Langkat, di Stabat, Selasa.
Indra menyatakan siap melaksanakan instruksi dan program Pemprovsu dalam mengantisipasi dan langkah-langkah pencegahan dan percepatan penanganan Covid-19 di Langkat. “Baik saat menjelang libur panjang akhir tahun dan awal Tahun Baru 2021,” tegas Indra.
Sementara, Edy Rahmayadi mengintruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota melakukan antisipasi dengan kesiapan penyediaan alokasi anggaran penanganan Covid- 19, TA 2021, guna menghadapi kemungkinan lonjakan pandemi ini. Kemudian serius melaksanakan 3T yakni pemeriksaan dini (Testing), pelacakan (Tracing) dan perawatan (Treatment) serta yang terakhir rencana vaksinasi.
“Penduduk Sumut mencapai 14 juta lebih, setidaknya harus ada 2.100 spesimen yang harus periksa setiap hari. Sedangkan rencana vaksinasi nanti akan dikordinasikan dengan Dinas Kesehatan Sumut, untuk membahas tahapan persiapan vaksin, siapa yang akan di vaksin, tempat penyimpanan dan sarana pengiriman vaksin sampai di daerah-daerah,” katanya.
Edy juga menginstruksikan ke semua kalangan untuk meningkatkan antisipasi penyebaran Covid-19 pada perayaan Tahun Baru dengan menghindari kerumunan, tetap ikuti protokol kesehatan saat pelaksanaan ibadah dan membatasi perjalanan liburan.
Kepada stakeholder dan pihak terkait agar meningkatkan pantauan pemudik. Terutama yang berasal dari zona merah melalui pemeriksaan di pintu masuk dengan meminta menunjukkan surat keterangan bebas Covid-19.
Selain itu, Edy menyatakan bahwa pihaknya sampai saat ini belum memutuskan rencana pembukaan sekolah di tahun ajaran 2021 dengan pembelajaran tatap muka. “Sampai adanya hasil rapat dirinya bersama para ahli, di antaranya psikolog, dokter anak serta stakeholder dan pihak terkait lainnya,” jelas mantan Pangkostrad itu.
“Tahun ajaran 2021 nanti, sampai saat ini kita belum putuskan membuka sekolah dalam proses belajar tatap muka atau tetap melaksanakan proses belajar dari rumah,” pungkasnya. (mtd/min)