Ilustrasi Gojek (Istimewa)

medanToday.com, MEDAN – Pengamat Ekonomi asal Sumut, Gunawan Benjamin menilai Gojek sebagai perusahaan transportasi online dengan fundamental bisnis yang cukup kuat. Untuk itu, ia berharap Gojek terus berinovasi memberi penguatan terhadap UMKM di Indonesia, termasuk meningkatkan literasi keuangannya.

“Kalau melihat dari pesaingnya, bisa dibilang saat ini Gojek tidak memiliki pesaing besar yang signifikan selain Grab. Kalau dilihat dari sisi fundamental, Gojek sudah cukup kuat. Saat ini kelasnya decacorn,” kata Gunawan, Kamis (12/11).

Menurut Gunawan, Indonesia akan menatap ekonomi yang lebih baik di 2021. Dengan kondisi fundamental perusahaan yang sudah cukup kuat, dia berharap Gojek terus berinovasi memberikan layanan dengan platform digital yang lebih komprehensif.

“Jangan puas dengan apa yang dicapai saat ini. Harus terus berinovasi sehingga Gojek dapat menjadi platform digital yang mampu menyentuh seluruh kebutuhan hidup masyarakat di Indonesia, bahkan dunia,” ucapnya.

Tepat pada Kamis lalu, Gojek yang merayaan ulang tahun ke-10 mengumumkan fundamental perusahaan kian membaik di 2020. Kondisi ini didukung dari transaksi di platform Gojek group (Gross transaction value – GTV) yang totalnya mencapai US$12 miliar (sekitar Rp170 triliun) atau meningkat 10 persen dibanding tahun lalu. Pencapaian ini didorong oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek yang mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara.

Sementara itu, GTV dari layanan pembayaran digital (GoPay) saat ini telah melampaui total GTV di masa pra-pandemi. Hal itu seiring dengan semakin banyaknya konsumen dan merchant yang beralih ke layanan bertransaksi secara online. Ke depannya, ia berharap Gojek dapat menyentuh layanan digital keuangan bagi para pelaku UMKM.

Jika selama ini Gojek melalui Go-food dan Go-send sudah mendorong terciptanya banyak pelaku UMKM di Tanar Air, ke depan Gojek dapat memberikan layanan data mutasi operasional keuangan UMKM sehingga dapat lebih mudah mendapatkan akses keuangan dari perbankan maupun lembaga keuangan.

“Sehingga Gojek dapat menciptakan UMKM dengan literasi keuangan yang lebih baik. Ada inklusi keuangan di dalamnya,” ungkapnya.

Gunawan menambahkan, masih banyak layanan pemerintah yang belum tersentuh digitalisasi. Maka dari itu, ia melihat Gojek dapat hadir di ranah itu untuk melayani pembayaran pajak atau layanan administrasi pemerintah lainnya.

“Saya yakin Gojek dapat menjadi platform penyedia seluruh layanan digital masyarakat atau one stop living solution yang komprehensif, tangguh dan kuat,” katanya.

Gojek harus terus berinovasi hingga menjadi salah satu perusahaan raksasa kebanggaan Indonesia. Dengan melakukan kajian terkait kebutuhan, sehingga masyarakat tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga dapat berdampingan dengan aplikasi yang dapat menyediakan kebutuhan layanan digital yang komprehensif.

Selain itu, lanjutnya, di usia satu dekade ini, Gojek tidak perlu lagi melakukan strategi bakar uang untuk menghadapi pesaing. Gojek tidak perlu melakukan strategi yang agresif, cukup lakukan penyeimbangan kebijakan-kebijakan menghadapi pesaing bisnis.
Ia pun menilai strategi Gojek melalui efisiensinya saat menghadapi pandemi sudah sangat tepat, disaat banyak perusahaan kolaps, Gojek dapat tetap bertahan.

“Memang strategi efisiensi ini menjadi pil pahit bagi para sebagian mitra dan SDM Gojek. Namun, ada secercah harapan ke depannya, kita akan segera pulih.
Saya yakin, ke depan Gojek akan segera pulih,” pungkasnya. (mtd/min)