medanToday.com, MEDAN – Robohnya bangunan Manhattan Time Square lantai 37 menjadi tanda tanya. Pasalnya tempat tersebut merupakan bangunan baru.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Medan Maruli Tua Tarigan mengatakan, rubuhnya bangunan di lantai 37 Manhattan Times Square disebabkan salah komunikasi tidak logika. Sebab jenis bangunan tinggi tersebut dikategori high risk (resiko tinggi) sehingga dalam pembangunannya tidak boleh asal-asalan.

“Yang perlu dievaluasi dalam pengerjaan bangunan itu adalah manajemen proyek secara keseluruhan, seperti, manajemen konstruksi, manajemen mutu, manajemen SDM dan Quality Control apakah sudah memenuhi syarat,” tutur Maruli, Jumat (9/2/2018).

Tidak hanya itu saja, kualitas material pembangunan harus yang bermutu tinggi, begitu juga SDM tidak asal rekrut. Dan alat komunikasinya juga tidak boleh macet.

“Kalau hanya alat komunikasi (radio panggil) yang macet, tidak bisa dijadikan alasan, karena ada cara mensiasatinya. Jika sampai tiga kali komunikasi gagal dengan operator pompa, pengecoran harus dihentikan,” kata Maruli Tua kepada wartawan.

Sebelumnya Site Enginering PT PP, Mujiono mengatakan kepada anggota dewan bahwa jatuhnya mmaterial bangunan karena komunikasi macet, sehingga beton menumpuk di satu titik sehingga peranca penopang lantai atap jadi ambruk.

Menanggapi hal tersebut, Maruli mengungkapkan jika sistem komunikasi rusak, berarti manajemen mutu perlu dipertanyakan.

“Quality control tidak berjalan baik, bisa saja materialnya (semen cor) tidak berkualitas. Untuk itu, Pemko Medan harus memanggil pihak manajemen untuk mempertanyakan kenapa jatuhnya material bangunan itu bisa terjadi,” kata Maruli.

Dikhawatirkan, pada pembangunan di lantai-lantai sebelumnya telah terjadi jatuhnya material, tapi hanya di lantai 37 peristiwa itu terdeteksi.

Mengenai hal ini Maruli menginginkan agar pihak Pemko Medan harus turun tangan. Agar tidak terjadi ketidak tahuan maupun ketidak mauan dari pihak Pemko.

“Seluruh manajer harus dipanggil untuk menjelaskannya secara terbuka persoalan yang sebenarnya. Karena di Jakarta sudah ratusan bangunan tinggi dibangun tidak pernah ada kejadian karena kesalahan manusia (human error),” katanya.

“Tapi di Medan, baru beberapa bangunan berlantai 30-an dibangun kerap ada masalah. Berarti sistem kerjanya masih diragukan,serta kita harapakan jangan ada peristiwa lainya karena dengan adanya peristiwa itu jelas menunjukan sebuah kelemahan,”tambah Maruli lagi. (Mtd/sti)

=================