Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro. (Ist)

medanToday.com, JAKARTA – Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Brotoasmoro menyampaikan pemerintah saat ini sedang menyiapkan program vaksinasi secara bertahap untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.

Langkah tersebut tak kalah penting setelah strategi 3T (testing, tracing dan treatme) dilakukan. Karena suksesnya vaksinasi bisa mengendalikan bahkan menghilangkan penyakit menular lain seperti cacar, BCG, TT, DPT, polio, measles, Hepatitis B, DPT/HB, DPT-HB-HIB, IPV dan HPV. Kemudian PCV, JE dan Campak Rubella di Jawa maupun luar Jawa.

Akan tetapi, hal paling terpenting itu adalah imunisasi dasar lengkap. Apalagi di Indonesia masih ada 800 ribu lebih anak yang belum lengkap imunisasi dasarnya.

“Ini harus diatasi, karena imunisasi merupakan hak anak dan kewajiban kita memastikan mereka mendapatkannya,” kata Reisa dalam jumpa pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Kepresidenan, Senin (5/10).

Reisa menjelaskan, yang dimaksud imunisasi dasar lengkap diantaranya imunisasi Hepatitis B (HB-0) untuk bayi berusia kurang dari 24 jam. Imunisasi BCG dan Polio I untuk bayi satu bulan. Lalu, DPT-HB-HIB I, Polio II dan Rotavirus untuk bayi usia dua bulan.

Berikutnya Imunisasi DPT-HB-HIB II dan Polio III untuk bayi tiga bulan, DPT-HB-HIB III, Polio IV, IPV atau Polio Suntik dan Rotavirus untuk bayi empat bulan, serta imunisasi campak atau MR untuk bayi sembilan bulan.

Di masa pandemi, lanjut Reisa, memang masih banyak orangtua takut membawa anaknya imunisasi ke rumah sakit atau Posyandu. Hal itu disebabkan banyaknya berita hoaks yang beredar di media sosial sehingga mempengaruhi masyarakat.

“Di sini kami tegaskan bahwa posyandu, puskesmas, rumah sakit, klinik dan pos imunisasi lain diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan tetap memberi pelayanan selama pandemi,” jelasnya.

Reisa menambahkan, imunisasi dasar lengkap pada anak juga bertujuan mencegah agar tidak terjadinya wabah penyakit lain.

“Dan jangan lupa untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan saat membawa anak ke pusat pelayanan imunisasi,” pungkasnya. (mtd/min)