medanToday.com, MEDAN – Danau Toba yang diproyeksikan masuk sebagai taman bumi lewat program Geopark Kaldera Toba (GKT) yang diusulkan juga masuk Unesco Global Geopark (UGG) diharapkan dapat menjadi jangkar perekonomian di Sumatera Utara (Sumut). Hal itu disampaikan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut, Sihar Sitorus dalam acara live talk show di salah satu radio swasta di Medan, Sabtu (3/3/2018).
Cawagub nomor urut dua tersebut mengatakan, Danau Toba yang merupakan danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara ini memiliki nilai jual yang sangat besar.
Hal itu dilihat dari kekayaan bentangan alam danau yang memiliki keistimewaan baik secara geografis, bio maupun culture. Keistimewaan itu, menurut pasangan dari Djarot Saiful Hidayat itu dapat dijual dengan baik. Dengan konsep geopark yang memberikan kontribusi secara global untuk Sumut dan kawasan Danau Toba itu sendiri.
“Yang kita harus lakukan menjaga danaunya, bukan mengeksploitasi berlebihan dan membuatnya rusak. Danau itu kan anugerah Tuhan yang bisa kita manfaatkan, baik untuk perekonomian warga. Misalnya dengan memasarkan sebagai kawasan geopark yang dikelola dengan baik. Arti baik itu mulai dari masyarakatnya, keanekaragaman hayatinya, serta alam yang membentuk bentangan kaldera itu sendiri,” jelasnya.
Sihar yang maju diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menambahkan bahwa membangun Danau Toba harus dilakukan secara sistematis. Saling mengikat satu dengan yang lain.
Selama ini, masyarakat umum mengenal pariwisata Danau Toba hanya dari beberapa kawasan saja. Seperti Parapat, Tuk-tuk, Tomok, dan Pangururan. Wisatawan umumnya hanya melihat kekuatan panorama indah yang dimiliki beberapa kawasan tersebut. Padahal, ada kekuatan lain yang sangat luar biasa. Kekuatan tersebut merupakan warisan peradaban dunia yang dititipkan di tanah leluhur yang saat ini dihuni oleh masyarakat dengan berbagai sub-etnisnya.
Letusan dasyat yang mengakibatkan terjadinya perubahan dunia dan mahluk hidup. Bahkan letusan tersebut juga dinilai berdampak pada kematian hingga kepunahan beragam spesies dunia. Kini danau hasil letusan gunung tersebut menjadi salah satu destinasi pariwisata di Sumut. Serta sudah ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Strategis Nasional.
“Bukan tanpa alasan, danau yang saat ini dikelilingi tujuh kabupaten dengan beragam budaya dan adat istiadat ini memiliki pesona dan panorama yang indah. Namun terlepas dari keindahan tersebut, Danau ini juga menyimpan banyak situs geologi yang dinilai dapat berkontribusi untuk pengetahuan dunia.
Di sisi lain, Danau Toba yang terdiri dari beberapa geosite sangat berpotensi menjadi bagian dari taman dunia atau yang kerap kita dengar dengan istilah UGG tadi. Karena Danau Toba memiliki kekuatan geodiversity, biodiversity dan culturediversity,” ujar pengusaha sukses tersebut.
Sihar menambahkan bahwa pada tahun 2015 lalu, Danau Toba sudah diusulkan masuk menjadi bagian dari GGN atau Geopark Global Network ke UNESCO.
Namun UNESCO belum menetapkannya menjadi anggota GGN UNESCO. Tetapi tidak berhenti sampai di situ. Sejumlah penggiat sampai saat ini terus memperjuangan Danau Toba masuk menjadi bagian dari GGN. Pasalnya Geopark UNESCO menawarkan peluang untuk mengenal, melindungi dan mengembangkan situs warisan bumi di tingkat global.
Geopark akan mengenali hubungan antara manusia dengan geologi, selain mengenali kemampuan situs tersebut sebagai pusat pengembangan ekonomi. Konsep geopark sangat dekat dengan paradigma penyatuan antara ilmu pengetahuan dengan budaya, yaitu melalui pengenalan keadaan fisik alam yang penting dan unik.
“Sehingga dapat menjadi jangkar perekonomian. Jangkar dalam artian perekonomian berpusat pada keunikan geo, bio dan kultural diversity lingkungan Kaldera danau Toba. Penting untuk menjaga kelestarian danau Toba, mengembalikan flora dan fauna asli, mengembangkan agroturisme Danau Toba dan mengemas cultural diversity lingkungan Danau Toba. Kita harus membangunnya secara bersama-sama. Masyarakat, alamnya dan kelestarian nya. Jadi ketika kita membuka Danau Toba untuk wisata, maka masyarakat juga harus masyarakat pariwisata. Contohnya dengan melibatkan mereka membuat homestay, ekonomi kreatif, dan juga menjaga alamnya,” katanya.(mtd/min)
=============