medanToday.com,MEDAN – Karena selama ini rumah dinas TNI dijadikan tempat usaha, Komplek Perwira Menengah (Pamen) yang berada di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan ditertibkan Kodam I/Bukit Barisan. Sedikitnya petugas membersihkan lima unit rumah.

“Rumah yang kami tertibkan ini kebanyakan sudah dijadikan tempat usaha. Kan gak bener kalau rumah dinas dijadikan seperti ini,” kata Asisten Logistik Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Arm Anggoro Setiawan, Sabtu (7/1/3017).

Menurut Anggoro, selain dijadikan tempat usaha, rumah dinas TNI ini juga disewakan kepada orang lain. Sementara, banyak anggota TNI yang tidak memiliki rumah sama sekali.

“Mereka sewakan rumah dinas. Sementara anggota kita yang masih aktif enggak punya rumah. Kan sedih sekali ya” kata Anggoro.

Dari pantauan wartawan di lapangan, sejumlah pemilik rumah tampak pasrah rumahnya ditertibkan. Mereka hanya duduk di depan rumah sembari menjaga barang-barang yang diletakkan di pinggir jalan.

Meski tak bisa berbuat banyak, sejumlah penghuni rumah menggerutu. Mereka menganggap memiliki hak untuk tinggal di rumah pensiunan tersebut.

Ahmad Maulana, seorang pengusaha parfum, yang menyewa bangunan di Kompleks Pamen, terlihat mondar-mandir di depan tokonya, Sabtu (7/1) siang.

Apa sebab, toko parfum bercat merah muda tersebut hendak dirobohkan petugas Kodam I/Bukit Barisan. Saat akan diwawancarai, pria berkemeja hitam itu semula enggan memberi keterangan.

Ia sempat menghindar, sembari merekam proses penertiban bangunan tersebut menggunakan telepon seluler (ponsel).

Pengakuannya, ia menyewa bangunan tempat usahanya dari pemilik rumah, yang tinggal di Kompleks Pamen. Ahmad mengontrak bangunan itu per-tahun.

“Saya sudah beberapa tahun nyewa di sini, saya menyewa per tahun dengan biaya sewa setahun sekitar Rp 7 juta,”ungkap Ahmad

Ia menambahkan, sewa tokonya lebih murah dibanding toko di sebelah tempat usahanya. “Kalau yang di sebelah toko saya ini, Rp 13 juta. Karena ruangannya agak memanjang,” ungkap Ahmad.

Akibat penggusuran, kemarin, pemilik toko Amanda Parfum tersebut diprediksi merugi jutaan rupiah. Apalagi, sisa kontrak bangunannya masih dua bulan lagi.

“Seharusnya kontraknya habis Maret nanti. Tapi mau gimana lagi?” kata Ahmad. Ia kemudian sibuk mengangkati barang-barangnya ke becak.

Di tempat terpisah, seorang perempuan yang hamil delapan bulan pasrah dengan penggusuran tersebut. Perempuan bernama Nurul, yang duduk di tepi jalan ini, mengaku, sudah melaporkan persoalan tersebut kepada Presiden, Joko Widodo.

“Menurut dokter, bulan depan saya melahirkan. Namun, mau gimanalah ini. Rumah yang saya tempati pun digusur TNI. Kemarin, kami sudah melapor ke Presiden,” kata anak pensiunan TNI ini didampingi kerabat dan tetangganya.(mtd/min/tribunmedan)

 

================