TKN: Isu EARPIECE JOKOWI Permainan Politik Kambing Hitam BPN

0
196
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersiap memulai debat capres 2019 disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

medanToday.com,JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menilai kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memainkan politik kambing hitam pascadebat capres kedua, Minggu (17/2) malam.

Hal itu menanggapi pernyataan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade yang menyebut Jokowi menggunakan earpiece dalam debat capres kedua.

Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto menyebut tudingan Andre sebagai cara menutupi kekalahan Prabowo dalam debat semalam.

“Lagi-lagi politik kambing hitam diterapkan. Jangan hanya karena kalah debat, lalu menggunakan berbagai cara untuk menutupi kekalahan tampilan Prabowo tadi malam,” ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Senin (18/2).

Hasto mengatakan Andre tidak boleh asal bicara sebagai Jubir. Andre, kata dia, harus bicara aspek kenegarawanan dan memiliki kerendahan hati untuk berbicara secara objektif.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai politik kambing hitam merupakan hal yang tidak baik dalam politik. Politik itu, kata dia, adalah gambaran sikap tidak kesatria yang seharusnya dihindari dalam kontestasi demokrasi.

“Jangan biasakan politik kambing hitam,” ujarnya.

Di sisi lain, Hasto mengatakan debat capres bukan ruang bagi para capres asal bicara. Debat capres, lanjutnya, memerlukan persiapan dan strategi.

“Dan pada akhirnya rekam jejak, pengalaman, dan karakter pemimpin yang akan menentukan,” ujar Hasto.

Terkait debat semalam, Hasto juga menilai pernyataan Prabowo hanya pengulangan pada pernyataan debat capres 2014. Prabowo, kata dia, minim gagasan baru dan prestasi hingga saat ini.

Atas hal itu pula, ia memprediksi Prabowo bakal kembali mempersoalkan beberapa hal yang dulu pernah dilakukan, seperti kertas suara, netralitas penyelenggara pemilu, hingga netralitas aparat negara.

“Atas berbagai fitnah dan tuduhan yang selalu mereka berikan, lama-lama rakyat akan membawa foto ‘Kambing Hitam’ saat bertemu dengan Prabowo-Sandi,” ujarnya.

Lebih dari itu, ia meminta BPN menjadikan ketidakmampuan Prabowo memahami istilah unicorn dalam bisnis dunia digital sebagai bahan evaluasi. “Ketidakmampuan Pak Prabowo jelaskan Unicorn sebaiknya menjadi bahan evaluasi tim 02,” ujar Hasto.

Jokowi sendiri telah membantah tuduhan tersebut. Dia membantah tudingan yang menyebut dirinya menggunakan earpiece sebagai alat komunikasi saat debat kedua Pilpres 2019.

“Ada-ada saja sih ini. Fitnah-fitnah seperti itu jangan diterus-terusin lah,” kata Jokowi di SD Negeri Panimbang Jaya 01, Tanjungjaya, Pandeglang, Banten, Senin (18/2).(mtd/min)

=====================