medanToday.com, MEDAN – Terik matahari terasa sangat menyengat di kulit. Namun tak menghalangi langkah pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus untuk ziarah ke Taman Makam Pahlawan, di Jalan SM Raja Medan, Kamis (15/2/2018).

Mereka berjalan bersama memasuki pintu gerbang makam. Sebelum masuk, Djarot terlebih dahulu memimpin penghormatan di depan makam. Sebagai simbol penghargaan pada para pejuang yang telah gugur.

Setelah masuk ke kawasan Taman Makam Pahlawan, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Sumut nomor urut 2 ini berjalan menuju makam Mayor Jenderal TNI Marah Halim Harahap yang merupakan Gubernur Sumatera Utara pada periode 1967-1978. Perwira TNI itu dilantik sebagai Gubernur Sumut menggantikan PR Telaumbanua.

Setelah menabur bunga di makam tersebut, pasangan Djoss pun melanjutkan berziarah ke makam Letnan Jenderal TNI (Purn) Raja Inal Siregar, Gubernur Sumut Ke-13.

Usai menziarahi dua makam tokoh Sumut tersebut, Djarot bertanya kepada penjaga makam dimana makam pahlawan yang tidak dikenal. Kemudian penjaga makam pun membawa Djarot Sihar ke salah satu makam. Di makam tersebut dikebumikan delapan orang tidak dikenal. Data kepahlawanan mereka tercatat pada Agresi Militer II tahun 1947.

“Selain di kawasan pemakaman Muslim, ada juga makam pahlawan yang tidak dikenal di pemakaman Budha dan Nasrani. Mereka merupakan korban perang,” terang penjaga makam.

Pasangan calon Gubernur Sumatera Utara dan Wakil Sumatera Utara nomor urut 2 Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus melakukan ziarah di Taman Makam Pahlawan, Medan, Kamis (15/2).MTD/Ist

Kemudian Djarot dan Sihar pun melangkah menuju pemakaman pahlawan yang beragama Budha dan Nasrani. Di sana mereka menaburkan bunga ke sejumlah makam pahlawan tak dikenal. Djarot mengatakan bahwa sebagai anak seorang tentara dia selalu di pesankan untuk menziarahi makam pahlawan tak dikenal. Pesan itu disampaikan ayahnya kepada dia sejak masih muda.

“Itu pesan ayah kepada saya. Katanya kalau saya ke makam pahlawan, saya harus ziarah juga ke makam pahlawan tak dikenal. Karena mereka adalah pejuang yang tidak dikenang. Mereka mengorbankan dirinya untuk bangsa dan negara tanpa meninggalkan nama untuk dikenang,” jelas Djarot.

Djarot yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 ini juga mengatakan bahwa dulu pada saat peperangan banyak putra putri bangsa yang gugur tanpa meninggalkan identitas. Mereka berjuang melawan penjajah dan menjadi korban peperangan.

Mantan Wali Kota Blitar periode 2000 hingga 2010 tersebut pun menjabarkan bahwa mereka bisa saja merupakan anak-anak muda yang ikut berjuang. Kemudian gugur di medan juang, serta dimakamkan tanpa keluarga.

“Jadi mereka adalah pejuang sesungguhnya. Saya selalu mencari makam tak dikenal setiap ke makam pahlawan. Karena itu amanah ayah saya yang juga seorang pejuang,” ujarnya.(mtd/min)

================