Dosen USU Lakukan Pelatihan & Pengelolaan Pagelaran Seni Tradisional di Desa Budaya Lingga

0
148

medanToday.com,KARO – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB) melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (FKM) tahun 2023, di desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo pada sabtu (9/9/2023).

Hadir dalam kegiatan tersebut, ketua tim pelaksana PKM FIB USU Dra. Rithaony, M.A, Anggota Tim Pelaksana Arifninetrirosa, S.St., M.A dan Hubari Gulo, S.Sn., M.Sn, serta empat mahasiswa Etnomusikologi USU Joel Purba, Michael Jonatan Ginting, Prima Tuahta Purba dan Regina.

Para Dosen FIB USU tersebut memberikan pemahaman kepada masyarakat serta peserta sanggar yang ada di desa Lingga dalam pengelolaan pemajuan desa wisata melalui pagelaran seni tradisional yang berbasis masyarakat.

Hal tersebut bertujuan sebagai pemajuan desa wisata yang mampu menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang mapan serta sekaligus menjadi wadah konervatif bagi kesenian tradisional Karo yang sudah semakin jarang di pergelarkan.

Desa Lingga adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Di desa ini dulunya sempat berdiri Kesibayakan Lingga, yaitu sebuah institusi pemerintahan tradisional (kerajaan) yang mengepalai beberapa wilayah di dataran tinggi Karo. Beberapa peninggalan kerajaan ini, seperti rumah adat tradisional, kompleks pemakaman, dan lainnya masih bisa ditemukan di desa Lingga. Selain itu, kesenian tradisional Karo seperti musik, tari, gundala-gundala, dan kerajinan tangan masih ada di desa ini.

Pada tahun 1990-an, desa Lingga sempat menjadi salah satu primadona destinasi wisata dan ditetapkan menjadi desa wisata di Kabupaten Karo. Banyak wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang datang untuk menyaksikan kekayaan budaya, situs rumah adat tradisional Karo, dan situs peninggalan sejarah lainnya.

Mengingat sejarah dan potensi ke depan desa Lingga, sangat disayangkan, sampai hari ini belum ada pengelolaan pergelaran dari desa ini. Hal ini tentu berdampak terhadap ruang pergelaran kesenian para seniman tradisi di desa tersebut. Apabila kesenian tradisional Karo semakin jarang dihadirkan maka dikhawatirkan pengetahuan dan keterampilan tentangnya pun akan berangsur menyusut bahkan hilang. Keadaan ini tentu tidak baik bagi keberlanjutan peradaban masyarakat Karo secara umum dan desa Lingga khususnya.

Simpei Fusen Sinulingga sebagai Ketua Sanggar Nggara Simbelin yang ada di Desa Lingga menambahkan bahwa Desa Lingga merupakan salah satu desa yang memiliki nilai-nilai sejarah.

Sebelum tahun 1947, kerajaan Lingga masih berdiri sebagai kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang disebut raja Kelelong. Pada tahun 1947 kerajaan Lingga bersatu dengan Republik Indonesia.

Pagelaran seni tradisional yang ingin dihidupkan kembali adalah yang pagelaran seni ketika zaman kerajaan di Lingga. Menurut Simpei Fusen Sinulingga,pagelaran seni yang dipertontonkan adalah berupa tari-tarian dan di iringi musik ensambel gendang sarune, tarian yang disuguhkan kepada raja pada zaman kerajaan yaitu tarian gundala-gundala. Namun pada pagelaran kali ini, alat musik yang ensambel yang digunakan untuk mengiringi tarian gundala-gundala adalah ensambel kulcapi dan keteng-keteng. Pemilihan kulcapi dan keteng-keteng untuk mengiringi gundala-gundala adalah bertujuan untuk memberi bunyi variasi ritmis yang lebih variatif, agar gundala-gundala yang ingin di pertontonkan menambah daya tarik bagi wisatawan yang menonton.

Rithaony menambahkan, untuk mengemas sebuah pagelaran seni tradisional lebih menarik yaitu dengan mengangkat kembali nilai-nilai sejarah yang ada pada kesenian tersebut. Selain mengemas sebuah pagelaran kesenian tradisional, ada hal-hal yang juga tidak kalah penting dalam pemajuan desa wisata budaya, yaitu mempersiapkan akomodasi dan transportasi yang lebih baik. Pengabdian masyarakat yang di adakan di desa Lingga, memberikan edukasi kepada masyarakat dan anggota sanggar seni agar selalu melakukan inovasi dalam sebuah pagelaran dan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisinya. Edukasi yang diberikan oleh tim pelaksana adalah memberi pemahaman tentang managemen pertunjukan serta pelatihan alat musik.

====================================