Terharu, Video Nyanyian Terakhir Intan Marbun Korban Bom Samarinda

MEDAN TODAY.com – Video ini adalah video yang diupload dari akun Facebook Diana Susan, ibu dari Intan Olivia, korban bom di Samarinda hari Minggu lalu. Anaknya tampak ceria betul dan fasih bernyanyi meski berbahasa Batak. Lagunya berjudul “Ise Ma Mangapus Ilukkon”, yang berarti “Siapa yang akan menghapus air mata ini”.
“Biar putri kami jadi korban yang terakhir. Kami cuma ingin beribadah dengan tenang. Tolong pemerintah usut setuntas-tuntasnya,” ucap Diana dengan nada getir.

Berikut lirik lagunya :

Huboto Do Ito Jogal Ni Rohakki Tu Ho
Huboto Do Holan Monang Sendiri Au
Ala Huboto Holongmi Maccai Balga Tu Au Ito
Holan Lomo Lomokku Do Hubaen Tu Ho
Alai Nangpe Songoni Jugul Ni Rohakki Tu Ho
Tong Do Sayang Khian Au Tu Ho
Umbaheni Ito Pasabar Sabar Ma Roham
Unang…Unang Tinggal Hon Au Ito

Reff:
Ise Ma Manganju Anju Au
Molo Muruk Kho..Molo Mandele Ho Ito
Ise Ma Mangapus Ilukkon
Molo Tangis Au
Molo Tarilu Au Ito

Ai Holan Kho Do Ito Naboi Manganju Rohakkon
Ai Holan Kho Do Ito Naboi Mangapus Ilukkon
Ai Holan Kho Do Naboi
Palambokkon Ate Ate Khon

…………………

Video yang diunggah di Facebook ini langsung mendapatkan banyak like dan komentar dan sudah dishare ratusan kali. Kebanyakan netizen mengucapkan duka dan empati terdalam untuk Diana Susan.

Diana, ibu dari Intan Olivia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda, menceritakan detik demi detik kejadian yang membuat putrinya meninggal dunia .

Intan Marbun. MTD/twitter
Intan Marbun. MTD/twitter

Minggu pagi, 13 November 2016, suara ledakan mengubah suasana di Gereja Oikumene, Samarinda usai menjalankan ibadah. Pagi yang tadinya hening mendadak ricuh. Para orangtua berlarian mencari anaknya, memastikan agar tidak menjadi korban ledakan.

Namun nahas, bom tersebut mengenai seorang bocah berusia 2,5 tahun bernama Intan Olivia Marbun.

Bocah perempuan itu tergeletak di depan gereja. Kondisinya sudah sangat parah terkena serpihan api dari bom yang dilemparkan pelaku teror.

Pada saat kejadian, kata Diana, kondisi dalam gereja tengah bersalam-salaman pasca ibadah. Intan bersama temannya keluar gereja terlebih dahulu daripada orangtuanya.

Selang beberapa menit saat Intan keluar gereja, kemudian bom itu meledak. “Saat meledak, kami semua kaget dan langsung mencari Intan yang tidak berada di sekeliling kami. Ternyata saat ayahnya mencari, Intan sudah di luar dengan kondisi terkapar dengan api yang masih membara di depan gereja,” tutur Diana.

Diana dan suaminya yang dalam kondisi takut serta kalut itu langsung membawa anaknya ke rumah sakit terdekat. Kondisi Intan saat itu masih hidup namun sudah kritis. Dan akhirnya ia dijemput Sang Pencipta setelah sempat bertahan dengan luka bakar hampir di seluruh tubuh. (mtd/ris)