Ilustrasi (Businessdaily)

medanToday.com, NEW YORK – Segalanya berawal dari perjalanan ke Paris, Perancis pada tahun 2008. Sulitnya memperoleh taksi pada saat badai salju membuat Garrett Camp dan Travis Kalanick mendirikan Uber, raksasa sarana transportasi berbasis aplikasi dunia.

Berkat Uber, Camp akhirnya menjadi seorang miliarder. Kini, hampir satu dekade setelahnya, Camp lagi-lagi memperoleh inspirasi, bukan untuk mendirikan perusahaan, tetapi menyumbangkan kekayaannya untuk amal.

Mengutip Forbes, Jumat (24/11/2017), Camp menghabiskan waktu dua pekan di Kenya. Di sana, ia melakukan safari dan tinggal di kawasan pedesaan dan kota kecil.

Pada awal pekan ini, Camp mengumumkan bahwa dirinya bergabung dengan The Giving Pledge, gerakan yang diinisiasi Bill Gates dan Warren Buffett untuk mendorong para miliarder menyumbangkan setidaknya separuh dari kekayaannya untuk amal.

“Saya menghabiskan waktu 15 tahun yang sebagian besarnya untuk fokus di startup (perusahaan rintisan). Meski saya masih ingin menciptakan produk yang bermanfaat, saya juga merasa tidak boleh menunggu untuk mulai beramal,” ujar Camp.

Forbes mengestimasikan kekayaan pria berusia 39 tahun ini mencapai 5,1 miliar dollar AS. Camp mengungkapkan, dirinya bakal segera mendirikan yayasan dan mulai melakukan riset terkait bidang amal yang ingin digelutinya.

“Tujuan saya adalah menemukan beberapa area minat di mana saya bisa bekerja dengan orang lain untuk menciptakan sistem dan produk yang dapat memberikan dampak positif yang luas,” jelas Camp.

Pada tahun 2001 silam, Camp mendirikan perangkat pencarian web StumbleUpon ketika dirinya masih menjadi mahasiswa di University of Calgary. Ia menjual StumbleUpon melalui eBay pada tahun 2007 seharga 75 juta dollar AS.

Akan tetapi, kemudian ia membelinya kembali dan hingga kini tetap menjadi pimpinan StumbleUpon. Pada tahun 2013, Camp mendirikan Expa, inkubator startup yang dikelolanya bersama miliarder lainnya seperti Richard Branson dan Meg Whitman.