Soal Video Tampar Suporter, Edy Rahmayadi Ngaku Hanya Pegang Pipi

Edy Rahmayadi - Musa temui SBY. Merdeka.com

medanToday.com, MEDAN – Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi terekam kamera menampar suporter PSMS Medan. Namun Gubernur Sumatera Utara itu berdalih hanya memegang pipi.

Rekaman peristiwa itu beredar di media sosial. Dalam tayangan terlihat Edy yang mengenakan kemeja putih berada di tribun terbuka Stadion Teladan Medan. Dia diduga sedang marah kemudian terlihat mendatangi lalu menampar laki-laki mengenakan kaus pendukung PSMS Medan.

Berdasarkan informasi dihimpun, rekaman itu dibuat saat pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan, Jumat (21/9). Saat laga berlangsung 65 menit, Edy yang awalnya duduk di tribun VVIP, turun dan mendatangi suporter di tribun terbuka Utara, belakang gawang. Mereka dikabarkan menyalakan flare.

Sebelum Edy tiba, flare telah dimatikan. Selanjutnya, kemarahannya hingga penamparan terhadap seorang suporter pun terekam dan dibagikan ke media sosial.

Namun, ketika dikonfirmasi wartawan, Edy membantah menampar suporter PSMS. Dia menyatakan hanya memegang pipi, dan itu suatu kebiasaannya

“Saya datang ke sana maksudnya mengingatkan anak-anak kita, jangan. Sudah suatu kebiasaan saya memegang pipi, kalau enggak saya pegang kepala. Kok larinya ditampar begitu? Tangan saya ini besar. Kalau tampar orang sayang sekali, ya anda sudah tahulah itu,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (23/9).

Edy menyatakan hanya mengingatkan dan melarang penonton agar tidak menyalakan flare yang sangat dilarang karena membahayakan kesehatan pemain. Sekali penyalaan flare akan didenda FIFA Rp 20 juta.

Bukan hanya di Sumut, dia mengaku kerap mendatangi suporter yang menyalakan flare di daerah lain.

“Begini, sepak bola Indonesia itu di bawah FIFA. FIFA sudah memerintahkan tidak ada flare, flare itu api. Itulah dilarang dia sampai ke PSSI, jadi setiap saat saya menandatangani pelanggaran se-34 provinsi di Indonesia, terkhusus Sumut, nah saya melarang itu untuk klub-klub lain ada 18 klub di liga 1, salah satu yang tidak pernah bisa berhenti di Sumut, pas kebetulan di kampung saya dan saat ini gubernurnya saya pula. Tetapi persoalannya bukan uang , malu Sumut tidak bisa tertib persoalannya seperti itu,” katanya. (mtd/min)

 

 

======================