Ups.., Balon Gubernur Sumut Cantik ini Beberkan Alasannya Suka Makan Jengkol

Ade Sandra Purba saat makan jengkol.

medanToday.com,MEDAN – Banyak masyarakat yang memuji kesuksesan Ade Sandrawati Purba SH MH dalam menjalankan bisnis jasa dan properti. Tak hanya itu, sensitivitas dan rasa berempati juga ia terapkan dalam menjalani profesi sebagai pengacara.

Tapi siapa yang menyangka, di balik raut wajahnya yang cantik, ternyata kandidat doktor hukum Universitas Islam Bandung (Unisba) yang juga bakal calon Gubernur Sumatera Utara ini juga penyuka jengkol.

“Mungkin sebagian orang menganggap jengkol adalah makanan yang buruk, dan bernilai kampungan. Mungkin karena menimbulkan bau mulut dan perasaaan tak nyaman saat berbicara. Tapi bagi saya, jengkol punya manfaat yang tak diketahui banyak orang. Kalau masalah bau mulut, kan mudah menghilangkanya. Sekarang kan sudah ada pembersih dan pewangi mulut. Jadi di mana lagi masalahnya?” ujar Ade di Rumah Jengkol Binjai, Minggu (20/8).

Menurutnya, berdasarkan literatur yang ia baca, banyak sekali manfaat dari setiap keping jengkol. Kandungan enzim pada jengkol, dipercaya mampu membantu mencegah anemia, membantu menguatkan tulang, membantu mencegah diabetes dan banyak manfaat lainnya. Ade menyebut, semua manfaat itu bisa didapat jika dikonsumsi tidak berlebihan.

“Tentu ada manfaatnya jika tidak berlebihan. Tuhan saja melarang kita untuk berlebih-lebihan dalam suatu apapun karena juga ada efek buruknya. Makan jengkol seperlunya saja. Kalau saya sih, sudah terbiasa makan jengkol,” ujarnya.

Ade menuturkan, dirinya mengenal jengkol saat masih kecil. Ade dan keluarga pernah tinggal dan berdomisili di Solok, Sumatera Barat. Kebiasaan orang Minang mengkonsumsi jengkol adalah hal yang biasa di sana.

Bahkan, saat dirinya menjadi buruh pabrik karet di daerah Patumbak dulu, dirinya juga akrab dengan jengkol. Menurutnya, hanya masyarakat yang merasa modernlah yang menganggap jengkol itu makanan kampungan.

“Waktu kerja di pabrik karet, saya bawa bontot (nasi bungkus sebagai bekal). Lauknya kadang pakai jengkol juga. Seru bisa makan jengkol bersama teman-teman buruh pabrik lainnya. Ini soal selera, bukan pola pikir,” kenang Ade.

Bicara tentang pencalonannya dalam kontestasi Pilgubsu 2018, Ade menyebut dirinya terus melakukan komunikasi dan konsolidasi dengan berbagai pihak. Menurutnya itu akan menjadi bahan referensi untuk kemajuan Sumut ke depan.

“Kita komunikasi dengan lintas parpol, ormas (organisasi kemasyarakatan), aktivis dan mahasiswa. Saya juga berdiskusi dengan masyarakat yang selama ini keberadaan mereka terpinggirkan. Ternyata dari komunikasi itu saya punya banyak informasi penting tentang Sumut. Dan itu perlu penanganan serius dari Pemerintah,” ujarnya.

Ade mengaku pencalonan dirinya adalah sebuah tantangan. Dia mengaku, tantangan itu datang dari masyarakat yang telah mendorongnya untuk maju dan memimpin. Makanya Ade bertekad untuk melakukan sesuatu perubahan pada tatanan pemerintahan di masa yang akan datang. Menurut Ade, jika Sumut ingin berubah, maka mental pemimpinnya juga harus berubah.

“Kita tahu bahwa Pemerintah adalah yang merancang dan yang melakukan pembangunan bagi rakyatnya. Tapi, oknum-oknum Pemerintah yang kotor telah merugikan daerah ini sehingga tertinggal berpuluh tahun dari daerah lain. Nah, jika rakyat Sumut ingin pemerintahan yang bersih dan transparan, maka ayo berubah bersama gerakan Sumut Bersih,” ujar Ade.

Wanita yang juga founder bagi beberapa panti asuhan ini mengatakan, keterlibatannya maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 kelak adalah sebuah keputusan yang diambil dari sebuah pertimbangan matang.

Ade yang juga Ketua DPW Pergerakan Indonesia (PI) Sumut ini mengatakan, sejauh ini dia telah melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan beberapa partai politik serta organisasi kemasyarakatan.

Wanita yang juga aktif di dalam kegiatan amal dan sosial ini telah mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan, Partai Hanura, Partai Nasdem dan PPP.

Selain itu, Ade juga telah meminta restu dari DPW Aisiyah Sumut, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan pelajar Pematangsiantar dan bersilahturahmi dengan tokoh agama Almukarran Buya DR. Syekh Achmad Arifin Al-Hajj. Bahkan Ade bersama Relawan Ade Sandra (RASA) juga telah lama melakukan aksi bersih beberapa taman di Medan dan sejumlah rumah ibadah di Binjai dan Langkat. (mtd/min/san)

================