medanToday.com, DENPASAR – Kepala Humas PT Angkasa Pura I Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengatakan, sebanyak 445 penerbangan terdampak akibat penutupan Bandara Ngurah Rai Bali.
Penerbangan yang terdampak itu terdiri dari 196 penerbangan internasional dan 249 penerbangan domestik. Dengan rincian, kedatangan internasional 97 penerbangan dan keberangkatan internasional 99 penerbangan.
Kemudian, kedatangan domestik 124 penerbangan dan keberangkatan domestik 125 penerbangan. Penumpang yang terdampak mencapai puluhan ribu.
“Untuk penerbangan sementara yang terdampak 445 penerbangan dengan total penumpang lebih kurang 59.000 penumpang,” kata Arie, Senin (27/11/2017).
Penumpang yang telanjur tiba di bandara dialihkan melalui jalur darat menggunakan bus ke bandara terdekat, baik ke Lombok maupun Jawa Timur.
Untuk diketahui, secara resmi Bandara Ngurah Rai ditutup sejak Senin (27/11/2017) pukul 07.00 Wita sampai Selasa (28/11/2017) atau selama 24 jam. Keputusan ini dituangkan dalam notam A4242/17 NOTAMN AD CLSD DUE TO AGUNG VOLCANIC ASH, CREATED: 26 Nov 2017 23:15:00. Walau terbit pada 26 November 2017, tetapi penutupan bandara diberlakukan sejak Senin pagi.
Menurut Arie, dari hasil pengamatan di Bandara Ngurah Rai, partikel abu sangat tipis pada pengamatan pukul 05.30 Wita. Namun, ruang udara tertutup abu vulkanik sehingga otoritas penerbangan mengambil keputusan bandara ditutup selama 24 jam.
“Secara visual di bandara abunya tipis, tapi di ruang udara abu vulkanik sangat tebal,” kata dia. Sebelum penutupan, sejumlah penerbangan telah membatalkan penerbangan.
Pantauan aktivitas Gunung Agung pada Senin pagi menunjukkan, angin bertiup lemah ke arah timur dan selatan membawa serta partikel abu vulkanik. Letak Bandara Ngurah Rai memang berada di arah barat daya Gunung Agung.
Namun, embusan abu menutupi langit bagian timur Bali yang merupakan ruang terbang pesawat, baik yang dari maupun menuju Bandara Ngurah Rai.
(mtd/min)