Analis: Suku Bunga BI Turun, Properti Diuntungkan

0
236
Pekerja menggunakan digital Theodoliite utnruk mengukur sudaut lahan pembangunan kawasan Grand Dhika City Lifestyle jatiwarna, Bekasi, Jumat (15/9). Kawasan yang berada di sisi TollJorr Tb Simatupang km 37 dikemabangkan oleh PT Adhi Persada Properti dibangun di atas lahan seluas 42.448 m2 terdiri dari apartement dan kawasan komersial./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/09/2017

medanToday.com – Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%, Jumat (22/9/2017).

Penurunan ini juga telah mempertimbangkan kebijakan The Fed yang menahan suku bunga di level 1%-1,25%.

Analis OSO sekuritas Riska Afriani mengatakan kepada KONTAN.co.id, penurunan suku bunga tidak mendorong pergerakan IHSG, tetapi dapat dilihat sebagai katalis positif untuk pasar. Sebab menurutnya, pernyataan Gubernur BI yang mampu menstabilkan ekonomi.

“Impact-nya adalah terhadap daya beli masyarakat. Jadi daya beli tumbuh dan memang ini yang diharapkan oleh BI,” bilang Riska.

Penurunan suku bunga ini dinilai Riska akan sangat menguntungkan sektor properti yang masih jauh dari nilai wajar. Penurunan suku bunga dapat berdampak positif sebab suku bunga kredit akan lebih murah.

Menurutnya, pertumbuhan marketing sales baru akan terlihat di semester satu tahun depan. Ia merekomendasikan saham properti untuk jangka panjang.

“Sektor properti di tahun 2018 tampaknya akan lebih baik. Ini merupakan saat yang tepat untuk mengoleksi saham properti,” papar Riska.

Emiten yang menjadi pilihan OSO Sekuritas dari sektor properti yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target harga 1.250.

Lalu, PT Bumi Serpong damai Tbk (BSDE) dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dengan masing-masing target harga 2.300 dan 435.

Sektor konsumer merupakan pilihan kedua yang dinilai menguntungkan. Sebab, sektor ini menurut Riska cukup defensif dengan keadaan ekonomi.

Mengingat, 56% dari Gross Domestic Bruto (GDP) berasal dari konsumsi masyarakat.

Adapun saham pilihan consumer good yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target price 9.250.

Selanjutnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur (TBK) (ICBP) dengan target 9.150. Ketiga, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) target price 2.200

Selain itu, sektor pilihan lainnya adalah industri dasar yakni saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target 11.00.

Menurut Riska, jika sektor properti berjalan tentu permintaan industri dasar seperti semen akan meningkat.

Riska melihat langkah penurunan suku bunga dan ketetapan The Fed sebagai langkah yang positif.

Perusahaan malah diuntungkan ketika suku bunga turun. Oleh karena itu, ketika suku bunga rendah perusahaan banyak melakukan refinancing.

Namun, ini bisa membebani perbankan karena menurut Riska investor akan beralih ke pasar modal ketika pasar uang lebih rendah memberikan yield.

Net Interest margin (NIM) berkemungkinan turun, tetapi volume akan meningkat. Hal ini sebenarnya dapat ditopang sejauh perbankan masih mampu menyalurkan kredit lebih tinggi.

Target IHSG untuk akhir tahun dari OSO sekuritas berubah menjadi 5.950. Sebelumnya ditetapkan pada level 6100. Penurunan target ini dikarenakan ketegangan geopolitik yang tampaknya membuat IHSG agak sulit menembus 6.000.

(MTD/MIN)