ILUSTRASI. (sumber:int)

medanToday.com,MEDAN – Kebebasan berekspresi sangat penting karena kita bisa menyampaikan, mencari, menerima, dan membagikan berbagai macam informasi. Kebebasan berekspresi juga memungkinkan kita mencari informasi seluas-luasnya, dan dapat mengembangkan kemampuan diri. Namun cara berekspresi juga harus diperhatikan.

“Pertama menghormati hak pengguna lain, perlu memilah dan memilih segala informasi yang diterima dan perlu mencernanya dengan seksama sebelum disebarkan. Mampu membentengi diri dari berbagai macam provokasi hoax yang dapat menimbulkan dampak negatif. Tidak memproduksi dan menyebar kabar bohong atau berita bohong, menggunakan layanan internet dengan bijak dan sehat, dan menggunakan hak kebebasan berekspresi secara bertanggungjawab,” ujar Meida Rachmawati selaku Dosen dan Direktur Nusantara Training and Research saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kota Medan, 16 Juni 2021.

Pada webinar yang menyasar target segmen Mahasiswa dan Umum, sukses dihadiri oleh sekitar 200 peserta daring.

Staff Ahli Bidang IT PT. Prima Armada Raya, Arief Rama Syarif mengatakan melalui social media kita dapat bertukar informasi, menemukan calon konsumen bagi pebisnis, dan juga melakukan branding.

“Penting untuk kita ketahui untuk meningkatkan keamanan social media. Ada kalanya social media di hack karena kesalahan kita. Hati-hati dalam menggunakan social media, kita bisa terdeteksi sebagai orang yang positif dan kita juga bisa terdeteksi sebagai orang yang negative. Jadikan diri kita sebagai orang yang positif dan bijak dalam menggunakan social media. Jagalah jejak digital kita karena jejak digital dapat mempengaruhi personal branding kita,” jelasnya.

Dekan FAI UMSU Dr. Muhammad Qarib menjelaskan media sosial bisa mempertemukan orang yang puluhan tahun tidak bertemu dan bisa juga menjauhkan orang yang telah berpuluh tahun bersama. Konten-konten media sosial menjadi budaya yang dianggap biasa.

“Sangat berbahaya bila banyak hal yang kita posting di media sosial adalah hal negatif. Biasakan untuk hanya mengunggah informasi positif. Saring sebelum sharing, apakah informasi itu baik dan apakah informasi itu bermanfaat,” terangnya.

Dekan Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Harapan Medan Dr. (c). Abdul Jabbar Lubis memaparkan kebutuhan manusia terhadap komunikasi dan interaksi sudah ada sejak lahir.

Tantangan di media sosial yang pertama adalah hoax atau berita palsu, sebaiknya cari sumber yang layak dan kredibel, baca dan pahami isi berita baru share, periksa kebenaran informasi apakah berupa fakta atau opini, bandingkan informasi yang diterima dari situs lain.

“Jangan percaya mitos, jangan mudah terprovokasi oleh buzzer, dan yang terakhir ingat bahwa semua yang didapat di internet tidak selalu benar,” ungkapnya.

Tantangan yang kedua adalah konflik di media sosial. Kebebasan menyampaikan pendapat tanpa didasari etika berinternet. Kemudian tantangan yang ketiga adalah kriminalitas di media sosial, hal ini terjadi karena penipuan berkedok jual beli online, pembajakan akun media sosial, penculikan, pemerkosaan, dan penggelapan serta kasus prostitusi online.

==================