ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,HUMBAHAS – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Literasi Digital untuk Menghadapi Masa Depan”.

Pada webinar yang menyasar target segmen siswa, dihadiri oleh sekitar 1933 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Gushevinalti, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi dan Penggiat Literasi Digital; Dr. Ir. Soni Trison, S.Hut, M.Si, Akademisi IPB; Drs. Hotman Hutasoit, Kepala Dinas Kominfo Humbang Hasundutan; dan Jhon Suhartono Purba, M.H, KASI SMA Cabang Dinas Pendidikan Humbang Hasundutan.

Pada Sesi pertama, Dr. Gushevinalti menyampaikan sekarang sudah serba digital. Peningkatan penggunaan media digital pada masyarakat Indonesia naik dari tahun–tahun sebelumnya.

Dari 274 juta penduduk Indonesia, 202 juta penduduknya adalah pengguna internet. Terhitung dari berawalnya pandemic yang mengharuskan kita menggunakan internet untuk berinteraksi.

“Dilihat dari penggunaan waktu, masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 8 jam 52 menit,” jelasnya.

Menurutnya berkomunikasi di media digital adalah hanya tools, dan perilaku kita adalah suatu yang nyata. Maka solusinya adalah jangan menganggap media digital tidak bisa dinilai oleh orang lain dan samakan dengan media keseharian kita agar dapat menggunakan media digital dengan tanggung jawab. Adanya perubahan sikap masyarakat untuk memiliki kemampuan untuk berdigital yang baik juga membawa kemanfaatan bagi orang lain.

“Karena sekarang dengan media digital, itu bisa menjadi standar penilaian atas orang lain yang menggambarkan perilaku kita secara nyata,” katanya.

Soni Trison mengatakan kita harus tetap belajar, berkreasi dan mencari inovasi pada keadaan pandemic ini karena adanya siklus proses perubahan yang terjadi dengan belajar, dari pengalaman menjadi pemahaman, dari pemahaman jadi kebijakan, dari kebijakan menjadi tindakan baru yang harus diperhatikan etikanya.

Hotman Hutasoit menjelaskan kita sekarang berdigital gampang karena teknologi yang berkembang. Cukup menggunakan dunia maya kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja.

“Kondisi sekarang ini mengharuskan adanya perubahan yang begitu cepat, maka barang siapa yang tidak mengikuti perkembangan ini, dia akan tergilas atau tertinggal,” ungkapnya.

Jhon Suhartono Purba menuturkan pembelajaran daring saat pandemic sekarang suka tidak suka harus dilaksanakan agar menurunkan penyebaran covid. Dan ini memiliki dampak positif juga negatif.

“Dalam kondisi ini, masyarakat dalam penggunaan media digital meningkat. Maka dari itu dalam bermedia digital lebih baik kita saring dulu sebelum sharing. Karena kita sudah sharing hal yang tidak ada faktanya, itu akan terekam pada jejak digital kita,” jelasnya.

Wahyu Wiwoho selaku Key Opinion Leader menyampaikan jadikan mahasiswa sebagai digital smart icon user. Manfaatkan skill, ilmu, etika, moral untuk pintar pintarnya memilih berita dari platform digital. Kita harus bisa surfing dalam bermedia digital. Jangan takut untuk mencoba terus perkembangan teknologi yang hadir, termasuk para orangtua yang menemani perkembangan anak. Terus berpikiran jadi maju karena masa depan datang lebih cepat.

“Kita harus menjaga etika moral yang sudah ada sebagai orang Indonesia. Dan cara adaptasi dalam dunia digital ini bukan hal yang susah, kuncinya hanya ikuti arus yang sekarang dan terima yang akan datang,” ungkapnya.(*)