BI Rate Turun, Tiga Sektor Ini Bisa Diuntungkan

0
256
Nasabah bertransaksi di kantor cabang Bank Negara Indonesia cabang jalan Sabang, Jakarta, Rabu (4/1). Bank Indonesia mencatat, sepanjang tahun 2016 suku bunga deposito sudah mengalami penurunan sebesar 137 basis poin (bps), sementara suku bunga kredit baru turun 67 bps. Harusnya, penurunan suku bunga deposito diiringi dengan penurunan suku bunga kredit perbankan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/01/2017

medanToday.com – Penurunan suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,25% membawa pengaruh ke pasar modal.

Beberapa sektor berpeluang terkena dampak positif dari kebijakan tersebut.

Sebagai bunga acuan terendah sepanjang sejarah, penurunan tersebut juga diharapkan bisa mengerek kinerja sektoral yang masih lemah.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyatakan, sektor properti, perbankan, dan industri dasar produk semen mendapat sentimen positif.

“Misalnya bank yang menyalurkan kredit ke UMKM untuk usaha. Diharapkan pengusaha khususnya UMKM bisa meminjam dana melalui kredit usaha,”kata Rio kepada KONTAN, Minggu (24/9/2017).

Pada sektor properti, penurunan 7 DRR tersebut bisa menurunkan bunga KPR sehingga mendorong pertumbuhan kredit rumah.

Ini sekaligus bisa mengerek sektor perbankan, yakni dengan tumbuhnya permintaan KPR dan juga kredit kendaraan.

Sektor semen pun menarik, seiring dengan pertumbuhan properti dan infrastruktur yang menggunakan semen.

BI menurunkan suku bunga acuan dalam dua bulan berturut-turut. Keputusan ini juga dinilai bisa memberikan pengaruh terhadap sektor ritel.

Namun, saat ini sektor ritel dinilai belum cukup bergerak.

“Kemungkinan bank belum menurunkan bunga KPR, sehingga ritel masih wait and see sampai turun,” tambahnya.

Rio mencermati, dari sektor tersebut ada beberapa emiten yang menarik. Misalnya properti, seperti SMRA, APLN, BEST, PPRO, DILD, dan ASRI. Sektor semen misalnya SMGR, SMBR, dan INTP. Sektor perbankan misalnya BBTN, BBRI, BBCA, dan BDMN.

Dengan adanya penurunan suku bunga acuan pada September, Rio yakin perbankan akan menurunkan suku bunga perbankan. “Turunnya BI rate, IHSG juga kedatangan dana segar,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dana segar tersebut berasal dari nasabah bank yang suka deposito dan bunga tabungan.

Ada kecenderungan mereka beralih portofolio investasi ke saham. “Akhir-akhir ini, IHSG bertahan di 5.900 di tengah-tengah derasnya net sell investor asing,” tambahnya.

Seiring dengan masuknya dana ke IHSG, Rio memprediksi indeks bisa tembus ke level 6.100 pada akhir tahun 2017.

Pasalnya, outlook ekonomi Indonesia yang membaik, memicu keyakinan pelaku pasar untuk masuk ke IHSG.

Ketiga sektor seperti industri, perbankan, dan semen ditengarai akan menjadi tempat masuk dana tersebut.

Sementara itu, sektor perkebunan dinilai tidak begitu terpengaruh dengan turunnya suku bunga acuan.

Rio menilai, faktor produksi CPO membutuhkan waktu lama. Sehingga kebutuhan pendanaan tidak bisa cepat.

Termasuk meminjam dana untuk operasional maupun pemeliharaan lahan. “Kalau pinjam ke bank, banyak prosedur. Seperti ada aset yang dijaminkan dan laba bersih harus positif,” imbuhnya.

(MTD/MIN)