medanToday.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ditetapkan sebagai pemenang lelang frekuensi 2,3 Ghz senilai Rp 1,01 triliun.
Rencananya, mereka memanfaatkan tambahan spektrum sebesar 30 MHz untuk memperkuat layanan 4G dan memaksimalkan layanan broadbandbagi pelanggan.
Dalam tiga bulan ke depan, Telkomsel berencana membangun lebih dari 500 Base Transceiver Station (BTS) menggunakan frekuensi 2,3 Ghz. Pembangunan akan fokus di wilayah dengan kebutuhan layanan data tinggi.
Josscarios Jonathan, Analis Henan Putihrai Sekuritas, melihat, penetapan Telkomsel sebagai pemenang lelang sebagai sentimen positif buat TLKM.
Meski di awal perusahaan pelat merah ini harus merogoh kocek lebih dalam, di kemudian hari mereka bisa melakukan efisiensi.
Spektrum itu ibarat jalan tol, dengan ini perusahaan bisa melakukan ekspansi tanpa terlalu banyak mengeluarkan capex (anggaran belanja modal), ujar Josscarios kepada KONTAN, Senin (30/10/2017).
Tahun depan, beban TLKM akan meningkat sebagai modal investasi awal. Sedangkan kontribusi terhadap pendapatan emiten telekomunikasi ini baru akan tercermin pada laporan keuangan mereka satu atau dua tahun lagi.
Hingga akhir tahun, TLKM masih bisa mencatatkan kinerja positif terutama karena ada libur Natal dan Tahun Baru.
Sebenarnya, dalam jangka pendek tidak ada sentimen negatif. Tetapi, yang perlu diwaspadai adalah margin bisnis data yang lebih tipis dan bisnis legacy (suara dan pesan singkat), kata Josscarios.
Walaupun margin data lebih tipis, TLKM masih tertolong oleh pelanggan yang tahun ini bertambah 10% menjadi 192 juta pelanggan.
Aditya Eka Prakasa, Analis BCA Sekuritas, mengatakan bantuan pita lebar 30 MHz di frekuensi 2,3 GHz bisa mengimbangi kecenderungan penurunan bisnis suara dan SMS yang mulai beralih ke penggunaan data.
Perluasan jaringan 4G/LTE akan memberi kesempatan TLKM untuk meningkatkan layanan data. Pada kuartal III 2017, pendapatan suara dan layanan pesan singkat mereka masing-masing terkoreksi 8,4% dan 34,7%.
Toh, Giovani Dustin, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis, pertumbuhan pendapatan TLKM tetap kuat di tengah proses migrasi dari suara dan SMS ke data.
Di kuartal III, pendapatan seluler emiten ini tumbuh 7% dibanding periode yang sama tahun lalu, karena ditopang pendapatan data yang naik 69%. Kontribusi data terhadap pendapatan seluler di kuartal III 2017 naik jadi 41%, dari 34% pada kuartal III 2016.
Kinerja TLKM di kuartal III 2017 masih sejalan dengan target Giovani. Ia memproyeksikan, pendapatan TLKM tahun ini Rp 129,11 triliun dengan laba bersih Rp 23,22 triliun.
“Kami mempertahankan rekomendasi buy untuk TLKM tetapi menurunkan target harga jadi Rp 4.770 per saham karena revisi perkiraan pendapatan,” imbuhnya.
Josscarios dan Aditya juga merekomendasikan buy TLKM, dengan target harga masing-masing Rp 5.600 dan Rp 5.500 per saham.
Kemarin, harga saham TLKM Rp 4.080 turun 1,69% dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
(mtd/min)