Jumat, 22 November 2024
SumutBudaya Digital Merupakan Prasyarat Transformasi Digital

Budaya Digital Merupakan Prasyarat Transformasi Digital

medanToday.com,Nisel – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Menjaga Kualitas Belajar di Rumah”.

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa, guru, dan siswa, dihadiri oleh sekitar 662 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Anwar Fattah, Dosen dan Cyber Security Officer IT PHKT; M. Adhi Prasnowo, Mendeley Advisor Akademisi; Dr. Rebecca Evelyn Laiya, S.Pd., M.Re, Dosen STKIP Nias Selatan/ Pendiri Komunitas Bale Ndraono & Komunitas Perempuan Nias Ana’a; dan Abdul Wahid Rambe, Pengurus Besar (PB) HMI/Penggiat Internet Sehat Madrasah. Suchi Mentari sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para

Pada sesi pertama, Anwar Fattah menyampaikan konsep untuk menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia. Budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital.

Giliran pembicara kedua, M. Adhi Prasnowo mengatakan internet sehat adalah salah satu konten yang digunakan dalam sosialisasi Insan. Internet sehat merupakan lisensi nama atau merek dan lisensi konten atau isi yang hak penggunaanya dipegang oleh ICT Watch dan telah terdaftar pada dirjen HAKI Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual sejak tahun 2010.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Rebecca Evelyn Laiya menjelaskan hal-hal yang ada di bawah kendali kita bersifat merdeka, tidak terikat, tidak tersumbat, tetapi hal-hal yang tidak di bawah kita bersifat lemah bagai budak. Apa yang di bawah kendali kita: opini kita, keinginan kita, tujuan kita, tindakan kita.

Pembicara keempat, Abdul Wahid Rambe menuturkan niatkan menggunakan internet untuk belajar. Bila tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka harus tanggung menahan perihnya kebodohan.

Menurutnya banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami literasi digital. Yang memiliki peran penting disini adalah mahasiswa jadi komunitas mahasiswa ini banyak nah ini harus kita manfaatkan dalam Lembaga tersebut jangan hanya sebatas penonton tapi harus bisa menggerakan karena kita selaku mahasiswa harus peduli dengan yang lain.

“Program ini termasuk salah satu untuk meng-update masyarakat untuk memahami literasi digital,” jelasnya.

Suchi Mentari selaku Key Opinion Leader menyampaikan saat ini sekolah sudah online semua yang dulu nya pengajar hanya membutuhkan papan tulis sekarang kita harus memiliki materi yang menarik agar siswa tidak ngantuk ketika sedang proses belajar mengajar, salah satunya ya kita harus memberikan materi yang menarik untuk ditonton salah satunya dengan cara jadi kita harus memanfaatkan aplikasi dan media sosial yang sudah disiapkan yang sebelumnya kita.(*)

BERITA LAINNYA

Berita Populer